Festival Literasi dan Iklim 2025 Jadi Wadah Kolaborasi Jakarta–Maluku

Laporan: Sigit Nuryadin
Minggu, 21 September 2025 | 14:47 WIB
Wagub DKI Jakarta Rano Karno (SinPo.id/Pemprov DKI)
Wagub DKI Jakarta Rano Karno (SinPo.id/Pemprov DKI)

SinPo.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan kerja sama antara Jakarta dan Maluku dalam bidang literasi dan kesadaran iklim bukanlah hal baru. Hal ini Rano sampaikan dalam Festival Literasi dan Iklim 2025 yang digelar di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Jakarta Selatan, Minggu, 21 September 2025.

"Yang terlihat hari ini di panggung hanya bagian kecilnya. Kolaborasi ini sudah lama berjalan," kata Rano dalam sambutannya. 

Festival yang diinisiasi oleh Heka Leka Foundation dan Pemerintah Australia itu menjadi wadah bertemunya dua provinsi yang berbeda karakter geografis namun memiliki visi serupa dalam pendidikan dan lingkungan. 

Rano menyebut Jakarta tidak hanya sebagai pusat, tetapi juga fasilitator dalam membangun jaringan kolaboratif.

"Jakarta terus membuka ruang publik sebagai simbol keterbukaan. Taman Literasi ini bukan hanya taman, tapi ruang ide, ruang kolaborasi. Kami sangat mendorong sinergi seperti ini diperluas ke daerah lain," tuturnya. 

Rano mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut, Gubernur Maluku memberikan tiga buku, Pangan Lokal Orang Kei, Perubahan Iklim Bumiku, dan Sehat Bersama Hadapi Perubahan Iklim, sebagai simbol nyata kerja sama lintas daerah. 

Dia menilai literasi bukan sekadar kegiatan membaca, tetapi proses menyeluruh yang melibatkan pemahaman dan aksi.

"Literasi bukan hanya membaca, tetapi juga menulis, memahami, lalu bergerak. Itulah fungsi sejati literasi," ujar Rano. 

Sementara itu, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menyampaikan bahwa tantangan literasi di wilayah kepulauan seperti Maluku masih besar, terutama soal akses. Namun, menurutnya, kolaborasi semacam ini memberi harapan baru.

“Harapannya, festival ini tidak sekadar seremonial, tetapi memberi inspirasi nyata. Banyak hal yang bisa kami pelajari dari provinsi lain yang lebih maju, termasuk Jakarta,” kata Hendrik.

Dia mengatakan Pemprov Maluku telah memetakan kebutuhan dan persoalan literasi, baik dalam bentuk fisik seperti perpustakaan, maupun digital, yang membutuhkan percepatan.

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta terus memperkuat literasi melalui Gerakan Literasi Sekolah, pengembangan perpustakaan digital, pembangunan taman literasi serta pojok baca di ruang publik, hingga memperpanjang jam layanan sejumlah perpustakaan sampai pukul 22.00 WIB.

Berbagai upaya ini ditujukan agar literasi menjadi gaya hidup warga Ibu Kota sekaligus memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan. Tak hanya itu, Jakarta juga menjadi model kota literasi yang mampu menjembatani kesenjangan literasi melalui pemanfaatan platform digital. Dengan demikian, warga di mana saja, termasuk di pulau-pulau kecil, dapat terus terhubung untuk berbagi pembelajaran dan praktik baik. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI