Gubernur DKI Resmikan Happy Hope Preschool, Wagub Rano Karno Usulkan Raperda Lembaga Adat Betawi
SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, meresmikan gedung BATASpace serta Happy Hope Preschool di Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu 13 September 2025. Peresmian tersebut digelar bertepatan dengan momentum Hari Literasi Internasional 2025.
Dalam acara itu, Pramono yang hadir bersama Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, turut mengisi sesi talkshow dan dongeng bersama para murid. Ia menegaskan bahwa kehadiran sekolah ini merupakan komitmen Pemprov DKI menghadirkan pendidikan ramah, menyenangkan, dan berkualitas.
“Happy Hope Preschool mempersiapkan anak sejak usia dini, salah satunya dalam hal literasi. Kita ingin membiasakan interaksi dengan buku agar mendukung tumbuh kembang kognitif anak,” ujar Pramono.
Ia menambahkan, BATASpace diharapkan menjadi ruang kolaborasi yang menghubungkan pendidikan dengan seni, teknologi, dan aktivitas kreatif lain. “Belajar tidak harus terasa berat, justru dapat menjadi pengalaman penuh keceriaan. Literasi itu membuka jendela dunia,” ucapnya.
Pemprov DKI, lanjut Pramono, berkomitmen memperkuat budaya literasi karena literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi modal penting membangun generasi cerdas dan berakhlak mulia.
Sementara itu, Chief Business Officer BATAS, Annisa Sofyan Kuntadi, menjelaskan pihaknya menggalang gerakan “10.000 Pages for Indonesia” sebagai upaya berbagi ilmu dan kebahagiaan untuk anak-anak di berbagai daerah.
“Happy Hope tidak hanya fokus pada akademik, tapi juga pembentukan karakter moral yang baik. Kami ingin menciptakan generasi yang cerdas sekaligus berakhlak mulia,” ujarnya.
Di kesempatan berbeda, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengumumkan bahwa Pemprov DKI telah mengusulkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Lembaga Masyarakat Adat Betawi untuk dibahas di Bapemperda DPRD DKI Jakarta.
Usulan ini merupakan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ), yang menegaskan perlunya lembaga adat Betawi sebagai identitas kota.
“Bahkan saya bermimpi Jakarta harus punya pecalang seperti di Bali, bisa disebut Pamong Budaya. Mereka bisa hadir meredam potensi kericuhan dan menjaga ketertiban saat unjuk rasa,” kata Rano saat membuka Canisius Expo 2025 di Jakarta Pusat.
Bang Doel, sapaan akrabnya, menilai pendekatan budaya efektif dalam menjahit perbedaan. “Itulah keunggulan budaya. Ia bisa menyatukan perbedaan apa pun, baik agama maupun latar belakang,” tandasnya.
