Legislator Golkar Dorong Kurikulum Sesko TNI Perkuat Perang Hibrida dan Siber
SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin meminta agar kurikulum Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI memperkuat aspek pendidikan perang hibrida dan pertahanan siber. Alasannya, pendidikan TNI selama ini masih berfokus pada strategi perang konvensional.
Nurul mengungkapkan Sesko TNI sejauh ini menghasilkan perwira tinggi yang unggul dengan kurikulum komprehensif. Namun, strategi yang diajarkan masih terbatas pada peperangan militer klasik.
"Kalau kita tidak peduli dengan perubahan, perubahan itu akan meninggalkan kita," kata Nurul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 12 September 2025.
Legislator dari Fraksi Partai Golkar itu menilai perang hibrida bukan hanya konflik konvensional antara negara, melainkan juga menghadirkan aktor non-politik seperti keterlibatan masyarakat dan isu-isu non-politis yang turut mempengaruhi konflik, misalnya masalah ekonomi dan lingkungan.
Menurut dia, perang saat ini sudah bergeser ke ranah teknologi, di mana serangan bukan hanya menggunakan senjata, tapi juga melibatkan alat-alat siber.
"Cyber defense ini sekarang menjadi kekuatan baru," kata dia.
Selain itu, dia menyatakan bila perwira TNI perlu mempunyai wawasan global dan kemampuan diplomasi, mengingat dinamika geopolitik yang terus berubah dan konflik yang terjadi di negara-negara tetangga serta dunia internasional.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar dan sistem demokrasi yang dipegang teguh, Nurul berpandanhan Indonesia memiliki modal kuat untuk diperhitungkan di kancah global.
"Keberadaan perwira TNI juga harus menjadi diplomasi dalam tatanan dunia internasional," katanya.
