Batasi Ekspor, Bahlil Pastikan Pasokan Gas Sudah Normal

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 22 Agustus 2025 | 15:52 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (SinPo.id/ Dok. ESDM)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (SinPo.id/ Dok. ESDM)

SinPo.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, sebagian gas yang ditujukan untuk ekspor, dialihkan demi memenuhi kebutuhan gas domestik. Hal ini membuat pasokan gas bumi yang dialirkan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN ke industri di wilayah Jawa Barat dan Sumatra, sudah kembali normal. 

"Sebenarnya nggak ada masalah sampai sekarang, kan? Sudah ada (pasokan gasnya), clear. Jadi sebagian yang ekspor kita tidak lakukan. Kita masukkan terus gas yang baru muncul juga, kemudian kita suplai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujar Bahlil kepada wartawan, Jumat, 22 Agustus 2025. 

Menurut Bahlil, tersendatnya pasokan gas domestik beberapa waktu lalu, karena terdapat kebakaran yang terjadi di salah satu jaringan pipa gas.

Namun, masalah kelangkaan tersebut sudah tuntas, setelah PGN mendapatkan alokasi gas tambahan untuk menambal kebutuhan gas domestik. 

"Kita suplai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terkait dengan pipa plumping yang agak sedikit terbakar," ujarnya. 

Diketahui, sejumlah industri mengeluhkan dan memprotes PGN atas pengetatan atau membatasi penyaluran pasokan gas bumi untuk program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Mereka juga memprotes PGN atas pengenaan biaya tambahan (surcharge) yang tinggi pada Agustus karena suplai gas harus dialihkan ke regasifikasi gas alam cair (LNG). 

Dalam surat resmi PGN bernomor 048800.PENG/PP/PDO/2025, manajemen menyatakan keadaan darurat itu terjadi sejak 15 Agustus 2025, tetapi tidak dijelaskan tenggat kondisinya.  

Usai pengumuman keadaan darurat, industriawan dari sektor-sektor penerima HGBT ramai-ramai melaporkan pasokan gas dari PGN menyusut. Mereka juga mengeluhkan adanya pembatasan volume penggunaan HGBT menjadi hanya 48 persen dari alokasi.

Sementara, sisa kebutuhan gas sebesar 52 persen harus dipenuhi dengan pasokan regasifikasi LNG dengan biaya tambahan yang tinggi dari harga dasar.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI