Bahlil soal Pembangunan PLTS 100 GW: Indonesia akan Jadi Pionir Ekosistem Baterai Listrik

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 06 Agustus 2025 | 11:23 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Bahlil Lahadalia. (SinPo.id/dok. ESDM)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Bahlil Lahadalia. (SinPo.id/dok. ESDM)

SinPo.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt (GW) yang ditargetkan pemerintah, akan menjadi pasar besar bagi industri baterai dalam negeri. Hal ini juga bakal membuat  Indonesia sebagai pionir ekosistem baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

"Huayou sebentar lagi akan jalan dengan Antam dan IBC. Total investasi sekitar 8 miliar USD. Nah, kalau ini semua jadi, kita targetkan 2027 akhir, ini semua sudah jadi. Maka Indonesia akan menjadi salah satu negara pertama yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," kata Bahlil di Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025. 

Bahlil menyampaikan, ini semua sejalan dengan program Pemerintah dalam menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang. Termasuk menjalankan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk hilirisasi dan percepatan pembangunan industri mobil listrik.

Tak hanya itu, pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk kelistrikan juga menjadi prioritas yang akan membuka peluang bagi industri baterai dalam negeri.

"Kita minta baterai-baterai untuk listrik ini semua harus memakai produk Indonesia. Ini market besar. Dan ini akan mendorong untuk bagaimana ketersediaan listrik bagi Koperasi Merah Putih. Karena kita akan pakai track listrik. Kita akan pakai motor listrik. Dan ini sekaligus untuk mendorong transisi energi dan kedaulatan energi," tegasnya.

Dengan adanya ekosistem baterai untuk kendaraan listrik, Indonesia dapat menjadi tujuan utama investasi yang efisien, karena bahan baku hingga ekosistemnya sudah tersedia. "Tidak ada alasan, menurut saya, untuk tidak melakukan investasi yang efisien di negara Indonesia. Marketnya ada, bahan bakunya ada, ekosistemnya sudah ada, energi baru terbarukannya sudah ada," ucapnya.

Ketua Umum Partai Golkar ini menilai, hilirisasi yang menjadi program unggulan pemerintah akan menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi yang telah ditargetkan sebesar 8 persen di 2029. 

"Hilirisasi juga akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, yang menuju kepada pemerataan kawasan ekonomi, dan meningkatkan pendapatan negara," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI