Fatma Saifullah Yusuf: Batik dan Anak Adalah Simbol Masa Depan Indonesia

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 04 Agustus 2025 | 05:33 WIB
Kementerian Sosial
Kementerian Sosial

SinPo.id -  Semangat pemberdayaan sosial dan cinta budaya lokal berpadu indah dalam dua agenda penting Kementerian Sosial RI pada akhir Juli dan awal Agustus 2025. Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos RI, Fatma Saifullah Yusuf, tampil menonjol dalam dua peristiwa bersejarah: Gelar Batik Nasional (GBN) 2025 dan peresmian Taman Anak Sejahtera (TAS) Harapan Ibu di Kantor Kemensos RI.

Mengusung tema “Bangga Berbatik”, GBN 2025 yang digelar di Pasaraya Blok M, Jakarta, pada Minggu 3 Agustus 2025 tidak sekadar menjadi ajang unjuk karya batik dari seluruh penjuru negeri, tapi juga menjadi panggung inklusi sosial yang menyentuh. Batik bukan hanya identitas budaya, tetapi juga jalan pemulihan martabat bagi kelompok rentan.

Fatma Saifullah Yusuf menekankan peran penting batik ciprat, karya penerima manfaat dari Sentra Terpadu milik Kemensos. Dalam keterangannya, ia mengatakan:

“Batik adalah simbol pemberdayaan dan kekuatan. Dalam proses kreatif batik ciprat, kami menyaksikan lahirnya kembali semangat hidup, rasa percaya diri, dan harapan. Ini bukan sekadar pelatihan keterampilan, tapi bentuk pemulihan martabat manusia.”

Kini, batik ciprat telah menjadi seragam resmi hari Selasa di lingkungan Kemensos—langkah afirmatif yang menguatkan penghargaan terhadap karya anak bangsa.

Acara GBN 2025 sendiri berlangsung meriah namun khidmat, menampilkan ratusan batik tulis, cap, dan kontemporer. Penampilan penyanyi cilik Prince Poetiray membawakan lagu penuh semangat menambah nuansa haru dan bangga pada pembukaan.

Sejumlah tokoh hadir menunjukkan dukungan penuh, seperti Ketua Umum Dekranas Selvi Gibran Rakabuming, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Dalam sambutannya, Menperin menegaskan pentingnya aksi nyata:

“Berbangga saja tidak cukup. Yang terpenting adalah belanja buatan Indonesia, termasuk batik. Karena itulah bentuk dukungan konkret terhadap budaya dan ekonomi akar rumput.”

Tak hanya menggaungkan batik, Fatma juga meresmikan Taman Anak Sejahtera (TAS) Harapan Ibu di kantor Kemensos, Senin 28 Juli 2025, bertepatan dengan puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN).

TAS hadir sebagai solusi nyata untuk pemenuhan hak anak dan mendukung kesejahteraan keluarga pegawai Kemensos. Dengan fasilitas lengkap seperti ruang bermain edukatif, kamar tidur siang, dan ruang laktasi, TAS menjadi tempat aman dan hangat bagi anak-anak usia dini.

Fatma bercerita bahwa gagasan menghidupkan kembali TAS muncul dari pesan seorang pegawai yang kesulitan mencari pengasuh bayi pasca pandemi.

“Awalnya saya mendapat DM dari seorang karyawan yang berharap TAS dibuka kembali agar bisa menyusui anaknya di sela jam kerja. Alhamdulillah, hari ini harapan itu telah terwujud.”

Saat ini, terdapat 26 anak balita yang menjadi murid TAS Harapan Ibu. Fasilitas ini buka setiap hari kerja dari pukul 07.00 hingga 16.00, dan dikelola secara penuh kasih oleh pengasuh yang berdedikasi.

Fatma mengingatkan bahwa hak anak adalah tanggung jawab semua pihak, bukan hanya orang tua. Ia juga menitipkan pesan menyentuh kepada para pengelola TAS:

“Meskipun layanan di TAS ini tidak berbayar, saya titipkan 26 anak kita ini. Rawat dan asuhlah mereka dengan kasih sayang dan tanggung jawab penuh, agar ibunya bisa bekerja dengan tenang. Dari tangan-tangan kita ini, masa depan bangsa sedang dibentuk.”

Dua agenda besar ini memperlihatkan wajah Kementerian Sosial yang tak hanya fokus pada regulasi, tetapi juga aksi nyata. Melalui batik ciprat dan taman anak sejahtera, Fatma Saifullah Yusuf menunjukkan bahwa budaya dan anak-anak adalah dua sisi dari masa depan Indonesia—yang harus dijaga, diberdayakan, dan diberi ruang untuk tumbuh.

Dengan semangat inklusif, kreatif, dan penuh kasih, Indonesia melangkah maju bukan hanya sebagai negara, tetapi sebagai rumah yang ramah bagi seluruh warganya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI