Tabir Kematian Diplomat
Kegagalan mengungkap kasus secara tak tuntas dapat menimbulkan potensi kejahatan serupa di masa depan.
SinPo.id - Seorang Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya kawasan Menteng, Jakarta pusat, Selasa 8 Juli 2025 lalu. Kondisi jenazah Arya Daru mencurigakan, yakni kepala dililit lakban. Kasus kematian Arya Daru pun dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. Polisi terus bekerja keras mengusut, namun hingga lebih dua pekan belum ditemukan pelaku maupun penyebab kematian seorang diplomat muda yang hendak bertugas ke luar negeri itu.
Sejumlah catatan yang dikumpulkan SinPo.id menunjukkan Arya Daru masih sempat aktivitas di kosnya. Hal itu dibuktikan dengan video CCTV yang menunjukkan pada malam sebelum ditemukan meninggal, tepatnya pukul 23.23 WIB Senin malam 7 Juli 2025, Arya terlihat masuk ke kamar. Pada pukul 23.24 WIB, ia terlihat keluar dari kamar kos dan membawa kantong keresek. Tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan Arya terlihat berjalan masuk menuju kamar kosnya kembali dengan kemeja yang terbuka seluruh kancingnya.
Rekaman itu dibenarkan oleh Kapolsek Menteng Komisaris Rezha Rahandhi. Menurut Rezha, Arya sempat menyapa penjaga kos di tempat ia tinggal. "Jadi malam hari itu dia sekitar pukul 22.00, jam sepuluhan mendekati 22.30 WIB. “Dia nyapa (penjaga kos) 'Ayo, Mas', gitu aja," kata Rezha Rahandhi.
Selanjutnya, korban masuk ke kamar dan tidak terpantau lagi dari CCTV. Menurut Rezha, mendiang Arya Daru komunikasi terakhir dengan istri pada jam 21.00 WIB senin malam lewat telepon.
Pada rekaman CCTV lain menayangkan saat penjaga kos menemukan Arya sudah meninggal di dalam kamarnya sekitar pukul 07.40 WIB, Selasa 8 Juli 2025. Dalam rekaman CCTV tersebut terlihat ada dua orang yang tengah berusaha membuka jendela kamar kosan korban. Salah satunya pria berkemeja dengan corak garis putih-biru, yang merupakan penjaga kosan.
Penjaga kosan tersebut ditemani oleh seorang pria yang memakai jaket hijau. Pria berjaket hijau ini terlihat merekam video saat si penjaga kosan membuka jendela. Setelah berhasil membuka paksa jendela kosan, penjaga lalu mencoba membuka pintu dari dalam dengan posisi badan setengah masuk melewati jendela.
Setelah pintu terbuka, penjaga kos masuk ke dalam kamar dan mendapati Arya sudah tak bernyawa. Kemudian menyusul pria berjaket hijau juga masuk dan memvideokan keadaan di dalam. Setelah itu, keduanya meninggalkan kamar kosan korban dalam keadaan pintu terbuka.
Video itu sesuai dengan keterangan polisi yang menyebut jasad korban ditemukan oleh penjaga kos, pada Selasa 8 Juli pagi. Penjaga kos itu membuka paksa kamar korban setelah diminta oleh istri korban untuk mengecek kondisinya.
Sedangkan rekaman CCTV lain sebelum Arya ditemukan meninggal, menunjukkan penjaga kos yang hanya mengenakan sarung tampak melintas di depan kamar korban pada pukul 00.27 WIB, Selasa 8 Juli 2025. Penjaga kos terlihat memegang handphone dengan baju menggantung di bahu kirinya berjalan ke arah luar.
Pada saat melintasi kamar korban, penjaga kos terlihat sempat menengok ke arah jendela kamar pada pukul 00.27.14 WIB. Setelah berjalan ke arah luar, selang beberapa detik, penjaga kos tampak kembali ke arah dalam.
Saat kembali ke arah dalam, penjaga kos terlihat mengusap rambut sambil seperti tengah berbicara melalui handphone yang dipegang di tangan sebelah kirinya. Lagi-lagi penjaga kos kembali melihat ke kamar korban pada 00.27.39 WIB.
Tak lama setelahnya, penjaga kos menghampiri pintu kamar Arya Daru. Tepatnya pada 00.27.54 WIB, penjaga kos mulai berada di depan kamar kos korban hingga meninggalkan pintu kamar korban pada 00.28.12.
Relaman CCTV lain menunjukkan pada pukul 05.20.59 WIB, Selasa 8 Juli, penjaga kos kembali menengok jendela kamar korban. Pada pukul 05.21.01 WIB, penjaga kos sempat berhenti dan menengok lebih dekat ke arah jendela kamar kos korban hingga akhirnya beranjak ke arah luar. Selang beberapa detik, penjaga kos kembali ke arah jendela kamar kos korban dan terlihat menengok ke arah bawah pintu kamar kos korban pada 05.21.14 WIB.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan aktivitas yang dilakukan penjaga kos saat ini dalam rangka mengecek korban. Penjaga kos mengecek setelah istri korban meminta tolong karena handphone korban tidak dapat dihubungi.
"Benar (penjaga kos lakukan pengecekan). Istrinya minta penjaga kos ngecek karena HP suaminya mati," ujar Ade yang menyebut rekaman kamera CCTV itu bagian dari temuan untuk mengungkap kasus kemaian Arya Daru.
Kematian Tak Wajar
Kriminolog UI, Haniva Hasna mengatakan, penyebab kematian Arya Daru tak bisa disimpulkan sebagai bunuh diri atau dibunuh orang lain. Sebab temuan awal merupakan kasus yang tidak wajar dan jarang terjadi.
“Secara kriminologi, ini unnatural suicide (bunuh diri tidak wajar). Namun, secara statistik sulit dilakukan secara penuh seorang diri,” ujar Haniva, dikutip dari Kompas.com.
Haniva menyebutkan arah lakban yang menutup kepala jenazah daru bisa jadi petunjuk kunci mengungkap kematian. “Kalau (ujung lakban) dimulai dari mulut, maka ada kemungkinan korban dibungkam. Kalau (ujung lakban) terakhir di hidung, ada kemungkinan bunuh diri,” ujar Haniva menjelaskan.
Meski begitu ia belum bisa menyimpulkan sebelum ada bukti forensik lengkap. Sebab, jika jenazah tewas karena dibunuh, hingga saat ini tidak ditemukan bukti kekerasan di tubuh korban. Namun, kata Haniva, jika Daru tewas bunuh diri, seharusnya terdapat tanda kasur atau pakaian yang berantakan karena disebabkan relflek tubuh korban saat bunuh diri menahan napas.
“Sebab, ketika manusia bunuh diri, secara naluri survival otak akan merangsang reflek motorik ke beberapa bagian tubuh,” ujar Haniva.
Selain itu ponsel korban juga menjadi krusial menemukan data digital mengungkap motif atau komunikasi terakhir sebelum kematian. Keberadaan Ponsel sebagai benda paling dekat dengan Arya, jika semua datanya terhapus, itu patut dicurigai.
“Artinya ada kemungkinan intervensi pihak lain. Dan kalau hal itu terjadi, ini bisa merupakan rekayasa,”kata Haniva.
Keberadaan Ponsel itu juga bisa menjadi bukti jika benar kasus bunuh diri, biasanya korban akan meninggalkan pesan tertentu, baik tertulis maupun digital.
Haniva menyarankan agar penyidik juga menggali informasi dari lingkungan sosial korban, termasuk keluarga dan rekan kerja. Kegagalan mengungkap kasus secara tak tuntas dapat menimbulkan potensi kejahatan serupa di masa depan.
“Kalau ini tidak terungkap, pelaku potensial bisa meniru cara yang sama. Maka penting untuk mengungkap tuntas demi mencegah korban lain,” katanya.
Tiga Lokasi Petunjuk Kematian Daru
Kematian Arya Daru juga membuat Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turut menyelidiki. Termasuk mengungkap tiga lokasi penting yang terkait dengan kejadian, di antaranya kos-kosan hingga lokasi belanja mendiang Arya.
"Ada 3 spot yang penting. Satu, adalah kos-kosan, bagaimana tanggal 7 sampai 8 almarhum ini mulai beraktifitas sampai kemudian almarhum ditemukan meninggal. Itu spot pertama, itu detail banget dijelaskan jam per jam, detik per detik itu ada, ada rekam jejaknya," kata Komisioner Kompolnas Choirul Anam kepada wartawan, Kamis 23 Juli 2025.
Lokasi kedua, kata Anam, pusat perbelanjaan di Jakarta. Kemudian lokasi yang berhubungan dengan tempat bekerja.
" Aktivitasnya apa, rekam jejak digitalnya juga ada, dengan siapa saja juga ada. Habis itu yang berhubungan dengan tempat bekerja, itu juga ada, ada rekam jejak digitalnya dan cukup rapih ditelusuri," ujar Anam menambahkan.
Anam menjelaskan tiga spot ini saling berhubungan dengan aktivitas Arya Daru selama dua hari sebelum ditemukan tewas. Dia menyebut semua aktivitas itu ada bukti jejak digital, termasuk barang milik mendiang Arya yang dikumpulkan sebagai rangkaian peristiwa.
“Dari tiga spot ini, khususnya tanggal 7 dan 8 itu mencerminkan bagaimana kejadian di kos-kosan itu, rangkaian peristiwannya tergambar sangat rapih dan bukti jejak digitalnya di kesaksiannya ada,” ujar Anam menjelaskan.
Menurut Anam, kasus kematian diplomat itu sebenarnya tinggal nunggu hasil autopsi yang mendalam. Meski begitu, ia tak bisa membeberkan rinci hasil temuanya karena menunggu hasil autopsi.
"Karena hasil autopsi yang mendalam belum selesai, makanya proses ini masih belum diumumkan di publik,” katanya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyatakan polisi akan memeriksa forensik guna memastikan penyebab pasti kematian Arya. Sebelumnya jenazah Arya telah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk keperluan autopsi.
"Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan. Insya Allah, mudah-mudahan seminggu lagi selesai ya," kata Karyoto dalam keterangannya, Jumat, 11 Juli 2025.
Menurut Karyoto, penyidik Polda Metro Jaya juga masih mempelajari sejumlah bukti yang ada secara forensik, baik itu kamera pengawas (CCTV), hasil autopsi dan juga termasuk digital. "Digital itu dari laptop dan lain-lain, nanti dari forensik barangkali membuka ponsel bisa di-trace, kemana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa," kata Karyoto menjelaskan. (*)

