Beda dari IMF, NBD Bentukan BRICS Kedepankan Kesetaraan Tiap Negara

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 06 Juli 2025 | 17:14 WIB
Wakil Menteri Keuangan RI Thomas Djiwandono (SinPo.id/ Dok. Kemenkeu)
Wakil Menteri Keuangan RI Thomas Djiwandono (SinPo.id/ Dok. Kemenkeu)

SinPo.id - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI Thomas Djiwandono meyakini, New Development Bank (NDB) yang digagas negara-negara BRICS tidak akan berkembang menjadi lembaga dominan seperti Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia (World Bank). 

Hal itu disampaikan Thomas menjelang  Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto di Rio de Janeiro, Brasil.

"Kami sangat welcome, kami mengajak NDB untuk membantu terutama di infrastruktur, pembiayaan infrastruktur, dan itu menjadi beberapa item yang kita bicarakan dengan baik di BRICS maupun di NDB-nya sendiri," kata Thomas dalam keterangannya, Minggu, 6 Juli 2025. 

Menurut Thomas, pendekatan tata kelola BRICS yang mengedepankan kesetaraan dan saling menghormati posisi masing-masing negara membuat karakter NDB berbeda dari lembaga-lembaga keuangan global yang selama ini ada. Dan,  kekhawatiran sejumlah analis bahwa NDB akan mendominasi seperti IMF tidak berdasar.

"Saya nggak melihat seperti itu. Karena cara governance BRICS itu sangat berbeda. BRICS selalu respect terhadap posisi masing-masing negara," ujarnya.

Atas hal tersebut, Indonesia pun  menyambut baik keberadaan NDB dan melihatnya sebagai mitra potensial dalam mendukung pembiayaan infrastruktur nasional.

Dalam beberapa bulan terakhir, lanjut Thomas, telah terjalin komunikasi intensif, termasuk pertemuan para pemimpin negara dengan Presiden NDB di Jakarta.

"Kami sangat welcome, kami mengajak NDB untuk membantu terutama dalam pembiayaan infrastruktur. Itu jadi salah satu topik yang kita bicarakan baik di BRICS maupun langsung dengan NDB," kata Thomas.

Terkait daftar proyek yang berpotensi dibiayai NDB, Thomas menyebut hal itu berada di ranah Kementerian Investasi. Adapun Kementerian Keuangan mendukung dari sisi proses dan koordinasi kebijakan.

"NDB benar-benar melihat potensi investasi di proyek-proyek kita, tidak ada intervensi negara lain. Jadi saya rasa ini murni kerja sama yang saling menguntungkan," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI