Denny JA Suarakan Jeritan Hati Korban Peristiwa Sejarah Lewat Puisi Esai

Laporan: Bayu Primanda
Kamis, 03 Juli 2025 | 12:05 WIB
Denny JA (Sinpo.id/Dok: Pribadi)
Denny JA (Sinpo.id/Dok: Pribadi)

SinPo.id -  Penulis Indonesia, Denny Januar Ali alias Denny JA menyuarakan jeritan hati para korban peristiwa sejarah lewat tujuh buku puisi esai.

Ia menyuarakan korban-korban Revolusi Prancis, Holocaust, pembantaian di Nanking, hingga anak-anak yang menjadi yatim oleh bom di Hiroshima.

“Sejarah resmi menulis pahlawan. Tapi puisi esai menulis korban,” ucap Denny JA saat peluncuran buku ketujuh puisi esainya yang dikutip pada Kamis, 3 Juli 2025.

Semua buku ini menggunakan format khas Denny JA, puisi esai yang kini menjadi genre baru yang memadukan narasi puitik dengan riset sejarah. Genre ini telah berkembang menjadi gerakan sastra lintas batas, dengan komunitas di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara.

“Sebab kemerdekaan sejati, seperti puisi, adalah keberanian untuk terus mendengarkan yang tak lagi punya suara.” demikian dikatakan Denny JA.

Berikut ini merupakan tujuh buku puisi esai Denny JA dalam Heptalogi: Atas Nama Cinta (2012)-Tentang cinta yang kalah oleh diskriminasi; Kutunggu di Setiap Kamisan (2018)-Tentang mereka yang hilang paksa; Jeritan Setelah Kebebasan (2015)-Tentang konflik berdarah pasca-reformasi.

Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (2024)-Tentang mereka yang tak merdeka saat proklamasi; Mereka yang Mulai Teriak Merdeka (2024)-Tentang pahlawan sebagai manusia, bukan ikon.

Mereka yang Terbuang di Tahun 1960-an (2024)-Tentang mereka yang kehilangan tanah air dan kampung halaman; Yang Menggigil dalam Arus Sejarah (2025)-Tentang tragedi global yang membentuk nurani dunia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI