43 Orang Tewas Akibat Serangan KKB di Papua Semester I 2025, Termasuk Anggota TNI-Polri

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 02 Juli 2025 | 07:24 WIB
Jasad (pixabay)
Jasad (pixabay)

SinPo.id -  Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin mengungkap data mencengangkan terkait eskalasi kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) selama semester pertama tahun 2025. Dalam periode enam bulan pertama ini, sebanyak 43 orang tewas akibat serangan KKB di wilayah hukum Polda Papua.

“Dari 43 korban meninggal, empat di antaranya anggota Polri, dua anggota TNI, dan 37 lainnya merupakan warga sipil,” ujar Irjen Pol Patrige Renwarin dalam Refleksi Semester I Polda Papua yang digelar bertepatan dengan HUT Bhayangkara ke-79, Senin 1 Juli 2025.

Selain korban meninggal, sebanyak 47 orang mengalami luka-luka, termasuk anggota TNI dan Polri, akibat rangkaian aksi brutal yang dilakukan KKB di berbagai kabupaten rawan konflik bersenjata di Papua.

Polda Papua mencatat keberhasilan signifikan dalam operasi penegakan hukum, khususnya dalam menyita persenjataan ilegal. Dalam refleksi kinerja semester I, Irjen Pol Patrige menyebut 26 pucuk senjata api, 3.868 butir amunisi, 37 magazen, dan satu bahan peledak berhasil diamankan dari berbagai operasi gabungan.

Operasi ini merupakan bagian dari upaya besar yang dilakukan dalam Operasi Damai Cartenz-2025, yang digelar di daerah rawan seperti Nduga, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Jayapura, Yalimo, Lanny Jaya, dan sejumlah wilayah di Papua Tengah seperti Puncak, Intan Jaya, Mimika, Paniai, dan Puncak Jaya.

Sebanyak 1.060 personel Polri dikerahkan dalam operasi ini yang berlangsung sepanjang semester pertama 2025.

Salah satu capaian besar dalam Operasi Damai Cartenz adalah penangkapan mantan anggota Polri, Aske Mabel, yang diketahui telah membelot dan mengaku sebagai pimpinan KKB Kodap Baliem Timur Yali.

“Aske Mabel dan jaringan penyuplai senjata api serta amunisi berhasil ditangkap. Total 12 pucuk senjata api dan 3.573 butir amunisi disita dalam pengungkapan tersebut,” ungkap Kapolda Papua.

Senjata dan amunisi itu diduga kuat hendak digunakan untuk memperkuat logistik kelompok KKB yang kerap melakukan aksi teror terhadap masyarakat sipil dan aparat keamanan.

Kapolda juga mengungkapkan, selama semester pertama 2025, Polda Papua mencatat sembilan kasus pelanggaran hukum oleh orang asing. Kasus-kasus tersebut sebagian besar berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dan pelanggaran keimigrasian.

“Kasus orang asing ini terjadi di wilayah Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Kami akan terus mengintensifkan pengawasan terhadap aktivitas asing yang mencurigakan,” tegas Patrige.

Refleksi kinerja semester pertama 2025 ini sekaligus menjadi bentuk pertanggungjawaban publik dan komitmen Polri menjaga stabilitas di Tanah Papua, terutama dari ancaman kekerasan bersenjata yang dilakukan KKB.

Dengan peningkatan operasi dan kolaborasi antarinstansi, Polda Papua menargetkan situasi keamanan yang lebih kondusif di semester kedua, khususnya menjelang agenda nasional dan daerah yang rawan disusupi kepentingan kelompok separatis.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI