Pemerintah Sebut Mandatori Biodiesel Hemat Devisa hingga RpRp271 Triliun

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 29 Juni 2025 | 16:21 WIB
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot Tanjung. (SinPo.id/ Dok. ESDM)
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot Tanjung. (SinPo.id/ Dok. ESDM)

SinPo.id - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mengungkapkan, kebijakan mandatori biodiesel, yang merupakan upaya memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri dengan mencampurkan biodiesel ke dalam solar, telah terbukti memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama dalam penghematan triliunan devisa dan penciptaan ribuan lapangan kerja. 

"Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, pada tahun 2024 dan 2025, Indonesia berhasil menghemat devisa sebesar US$17,19 miliar atau setara dengan Rp271,78 triliun," kata Yuliot dalam keterangannya, Minggu, 29 Juni 2025. 

Yuliot menjelaskan, pada 2025, Indonesia sudah menerapkan mandatori biodiesel B40, dan pemerintah berencana meningkatkan campuran hingga B50 tahun depan.

"Kebijakan mandatori biodiesel ini adalah program pemerintah untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri dengan mencampurkan biodiesel ke dalam solar. Pada tahun 2025, kita sudah mandatori biodiesel B40, dan juga untuk tahun depan kita merencanakan implementasi B50," ujarnya. 

Yuliot menyampaikan, pemanfaatan Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku biodiesel diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor BBM. Langkah ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada energi.

Selain menghemat devisa, kebijakan mandatori biodiesel juga mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja. 

Pada tahun 2024, program mandatori B35 menyerap sekitar 12 ribu tenaga kerja di sektor off-farm dan 1,64 juta orang di sektor on-farm. Sementara itu, program mandatori B40 pada tahun 2025, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 14 ribu orang (off-farm) dan 1,95 juta orang (on-farm).

Sejak diluncurkan pada 2015 dengan B20, program ini terus berkembang menjadi B30 pada tahun 2020 dan mencapai puncaknya pada Januari 2025 dengan B40 sebagai capaian tertinggi di dunia. Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi berbagai pihak.

"Ke depannya, pemerintah akan terus meningkatkan campuran biodiesel di dalam minyak solar di atas 40 persen guna menurunkan emisi gas rumah kaca dan memperkuat ketahanan energi nasional," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI