Viral Video Polisi di Medan Pungli Rp 100 Ribu ke Pengendara, Oknum Aiptu RH Dipatsus
SinPo.id - Jagat media sosial dihebohkan dengan beredarnya video seorang oknum polisi lalu lintas yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) terhadap pengendara motor wanita di Jalan Palang Merah, Kota Medan. Polisi itu kedapatan menerima uang Rp 100 ribu dari wanita yang ditilang karena melawan arus.
Video yang viral sejak Kamis 26 Juni 2025 itu menunjukkan momen ketika si pengendara wanita berhenti, menelepon seseorang, lalu menyerahkan uang Rp 100 ribu kepada polisi sebelum petugas tersebut pergi dari lokasi.
Kasat Lantas Polrestabes Medan, AKBP I Made Parwita, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut oknum polisi dalam video itu adalah Aiptu RH alias Rudi Hartono, personel dari Satuan Lalu Lintas Polrestabes Medan.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, langsung mengambil tindakan tegas. Aiptu RH kini dimasukkan ke sel penempatan khusus (patsus) selama 30 hari sejak Jumat 27 Juni 2025.
"Saya akan melakukan tindakan sekeras-kerasnya sesuai pelanggaran yang dilakukannya. Baik terhadap jabatannya dengan melakukan demosi, dan penempatan khusus di tahanan Polrestabes Medan," tegas Gidion.
Sebagai bagian dari proses pemeriksaan, Aiptu RH juga telah menjalani tes urine dan hasilnya dinyatakan negatif. Ia tidak terbukti mengonsumsi narkoba atau obat-obatan terlarang.
"Setelah melakukan tes urine, hasilnya memang negatif. Tidak ada kandungan narkoba maupun obat terlarang dalam tubuhnya," ujar Gidion.
Kombes Gidion menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas tindakan tidak terpuji anak buahnya, khususnya kepada korban yang dipungli.
"Saya, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Kota Medan, khususnya kepada seorang ibu yang menjadi korban," ungkapnya.
Insiden ini menambah daftar panjang laporan dugaan pungli oleh oknum aparat di lapangan. Warganet pun ramai mengecam aksi tidak terpuji tersebut dan mendesak agar pelaku diberi sanksi berat, sebagai bentuk efek jera dan pemulihan kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
