Iran Tolak Rencana Negosiasi Nuklir Baru dengan AS

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 28 Juni 2025 | 01:16 WIB
IRAN
IRAN

SinPo.id -  Iran menegaskan belum membuat keputusan apa pun untuk kembali membuka perundingan nuklir dengan Amerika Serikat. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam wawancara dengan televisi pemerintah pada Kamis 26 Juni 2025.

“Belum ada pengaturan apa pun untuk putaran baru pembicaraan tidak langsung dengan AS sejauh ini. Pernyataan mereka penuh kontradiksi,” tegas Araghchi, menanggapi klaim Presiden AS Donald Trump tentang rencana pertemuan pekan depan.

Menurut Araghchi, pengalaman perundingan terakhir membuktikan bahwa Amerika Serikat telah mengkhianati semangat diplomasi, terutama saat mendukung serangan militer Israel terhadap Iran dan bahkan melancarkan serangan langsung ke fasilitas nuklir Iran.

“Dalam negosiasi terakhir, mereka mencoba memancing kami untuk menyerahkan hak-hak bangsa kami. Ketika peristiwa tertentu terjadi, mereka justru memaksakan perang dan memberi ruang bagi rezim Zionis untuk menyerang,” kata Araghchi.

Pernyataan keras dari Teheran muncul tak lama setelah berakhirnya konflik bersenjata selama 12 hari antara Iran dan Israel, yang meletus pada 13 Juni 2025. Konflik ini dipicu oleh serangan udara Israel ke fasilitas militer, nuklir, dan sipil di Iran.

Menurut Kementerian Kesehatan Iran, serangan tersebut menyebabkan sedikitnya 606 orang tewas dan lebih dari 5.300 lainnya terluka. Iran kemudian membalas dengan rudal dan drone ke wilayah Israel, menewaskan 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya, menurut data Universitas Ibrani Yerusalem.

Gencatan senjata baru yang ditengahi oleh Amerika Serikat mulai berlaku sejak 24 Juni 2025.

Meski menutup kemungkinan dialog dalam waktu dekat, Araghchi menyebut jalur diplomasi belum sepenuhnya tertutup.

“Diplomasi terus berjalan, dan saya masih berkomunikasi dengan beberapa menteri luar negeri,” ujarnya.

Namun ia menekankan bahwa trauma atas perundingan sebelumnya akan memengaruhi sikap Iran di masa depan. Baginya, kepercayaan terhadap AS sebagai mitra negosiasi telah terkikis.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI