Legislator PAN Ingatkan Penutupan Selat Hormuz Berpotensi Berdampak ke Indonesia

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 24 Juni 2025 | 14:23 WIB
Peta Selat Hormuz. (SinPo.id/Wikimedia Commons)
Peta Selat Hormuz. (SinPo.id/Wikimedia Commons)

SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI Okta Kumala Dewi mengingatkan penutupan Selat Hormuz oleh Iran berpotensi berdampak hingga ke Tanah Air. Apalagi, Selat Hormuz merupakan salah satu jalur pelayaran energi paling krusial di dunia yang dilalui 20 persen pasokan minyak dunia.

"Jika selat ini benar-benar ditutup, dampaknya tak hanya terasa di Timur Tengah atau negara-negara besar. Rakyat kita di kampung-kampung pun akan ikut menanggung beban, karena efek domino dari lonjakan harga minyak akan sampai ke dapur rakyat," kata Okta dalam keterangannya, Jakarta, Senin, 24 Juni 2025.

Menurutnya, kenaikan harga minyak dunia akan berdampak langsung terhadap harga BBM dalam negeri, beban subsidi energi, harga bahan pokok, hingga biaya logistik. Dia menilai kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan menjadi pihak yang paling rentan dalam situasi ini.

"Ini saatnya kita semua bersatu. Pemerintah, DPR, BUMN, dunia usaha, dan masyarakat sipil harus duduk bersama dan menyiapkan langkah antisipatif. Ini bukan soal politik luar negeri saja, ini soal kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia," tegas dia.

Wakil Rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Banten III itu juga menyoroti pentingnya kesiapan dalam menghadapi kondisi global yang tidak stabil. Dia mendukung penuh langkah Pertamina yang telah menyiapkan jalur pengiriman alternatif di luar Selat Hormuz serta menjaga stok cadangan energi nasional.

Namun, kata dia, kesiapan itu harus didukung pula oleh kebijakan pemerintah yang terintegrasi dan responsif. "Saya mendorong agar pemerintah menyiapkan paket kebijakan komprehensif. Mulai dari penguatan cadangan strategis energi, perlindungan sosial bagi masyarakat terdampak, hingga pengawasan terhadap harga-harga barang penting," katanya.

Di sisi lain, Okta menekankan bahwa solusi jangka panjang harus ditempuh melalui pendekatan diplomasi aktif. Legislator dari Fraksi PAN itu menyebut Indonesia perlu memainkan peran lebih kuat dalam meredakan ketegangan geopolitik yang kini memanas.

"Indonesia memiliki posisi strategis dalam hubungan internasional. Kita bisa menjadi jembatan komunikasi antara kekuatan besar dunia dan pihak-pihak yang terlibat. Jalur diplomasi, baik bilateral maupun multilateral, harus diperkuat demi mencegah eskalasi yang lebih buruk," kata dia.

Dalam beberapa hari terakhir, Parlemen Iran menyetujui rencana penutupan Selat Hormuz sebagai respons terhadap serangan militer AS dan sekutunya. Meskipun keputusan akhir masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran, sinyal tersebut telah menciptakan kekhawatiran luas akan terganggunya pasokan energi global.

"Ini peringatan serius bahwa dunia sedang dalam ketegangan tinggi. Namun Indonesia tidak boleh menjadi penonton pasif. Kita harus hadir, siap, dan bersuara demi menjaga stabilitas nasional dan internasional," tegas Okta.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI