Kejar Target Ekonomi 8 Persen, Kemendag Bidik Pertumbuhan Ekspor 7-9 Persen
SinPo.id - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI Fajarini Puntodewi mengatakan, pihaknya menargetkan pertumbuhan ekspor produk-produk Indonesia mencapai 7 persen di 2025, dan 9 persen pada 2029 mendatang. Hal ini demi mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
"Kita menargetkan di Kementerian Perdagangan, pertumbuhan dari ekspor itu sebesar 7 persen, selama 5 tahun ini akan kita targetkan meningkat secara bertahap sampai mencapai sekitar 9 persen di 2029," kata Puntodewi di Jakarta, Senin, 23 Juni 2025.
Puntodewi menjelaskan, saat ini kontribusi ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 20 persen, sehingga perannya cukup penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Untuk mendongkrak angka tersebut, Kemendag mendorong perluasan pasar ekspor sekaligus meningkatkan peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perdagangan luar negeri. Sebab, kontribusi nilai sektor ini masih minim, kendati UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
"UMKM backbone pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tetapi kalau kita bicara di sisi ekspor (UMKM), ya meskipun mungkin dari sisi volume atau jumlahnya itu besar, tetapi nilainya masih kecil, masih di bawah 15 persen atau mungkin di bawah 10 persen," jelasnya.
Dia menilai, peningkatan kontribusi UMKM dalam ekspor, tidak hanya akan mendongkrak kinerja dagang nasional, tetapi juga menciptakan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Kemendag, lanjut dia, telah merancang tiga program besar untuk mendorong ekspor, yaitu pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan kemampuan UMKM untuk melakukan ekspor.
Saat ini, salah satu fokus utama Kemendag adalah perluasan pasar ekspor melalui pembukaan akses ke pasar global lewat perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA).
Dimana, Indonesia telah memiliki 19 perjanjian perdagangan yang mencakup 30 negara, termasuk perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa alias IEU-CEPA yang baru dirampungkan dengan Uni Eropa setelah sembilan tahun negosiasi.
Dengan adanya perjanjian dagang, pasar di negara-negara tersebut terbuka dan Indonesia dapat bersaing karena mendapat penurunan tarif, bahkan sampai 0 persen.
"Fokusnya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang ada saat ini bisa kita maksimalkan. Bagaimana supaya produk-produk kita juga bisa masuk sebanyak mungkin ke negara-negara yang sudah punya FTA-nya," tukasnya.
