Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Legislator: Ekonomi Global Diambang Resesi
SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Habib Idrus Salim Aljufri, mengatakan ancaman Iran yang akan menutup Selat Hormuz, buntut dari memanasnya perang dengan Israel, akan berdampak pada ekonomi dan stabilitas global.
Menurutnya kebijakan represif dan genosida yang dilakukan Israel telah memicu kemarahan yang meluas, dan berpotensi menyeret kawasan ke dalam jurang konflik yang lebih besar. Bahkan Selat Hormuz, arteri vital energi dunia, kini berada di garis depan risiko tersebut.
“Jika Selat Hormuz terganggu, apalagi sampai ditutup, dampak ekonominya akan menghantam seluruh penjuru dunia," kata Idrus, dalam keterangan persnya, dikutip Minggu, 22 Juni 2025.
"Harga minyak dan gas akan melonjak tak terkendali, memicu inflasi masif, dan berpotensi menyeret ekonomi global ke dalam resesi parah. Ini bukan sekadar masalah regional; ini adalah bom waktu yang disulut oleh arogansi Israel,” imbuhnya.
Namun, pihaknya juga tidak menyalahkan Iran atas opsi penutupan Selat Hormuz, karena Iran juga mendapat tekanan dari agresi Israel. Sehingga narasi yang menyudutkan satu pihak tanpa melihat pemicu utamanya adalah kekeliruan besar.
“Kami menyerukan kepada seluruh komunitas internasional, terutama negara-negara adidaya, untuk tidak lagi berdiam diri. Hentikan dukungan buta terhadap Israel! Desak rezim Zionis untuk segera mengakhiri genosida di Gaza dan patuhi hukum internasional,” ungkapnya.
“Hanya dengan menghentikan kezaliman Israel, stabilitas kawasan dapat dipulihkan, dan ancaman penutupan Selat Hormuz – serta bencana ekonomi global yang menyertainya – dapat dihindari," kata Idrus menambahkan.
Selain itu, pihaknya juga menegaskan akan terus menyuarakan pentingnya keadilan dan perdamaian di Palestina sebagai kunci stabilitas global. Karena nasib Palestina adalah barometer keadilan dunia.
"Selama Palestina dijajah dan rakyatnya dizalimi, selama itu pula bara konflik di Timur Tengah akan terus menyala dan mengancam kepentingan seluruh umat manusia,” tandasnya.
Diketahui, Selat Hormuz adalah jalur pelayaran maritim terpenting di dunia untuk transportasi minyak bumi dan gas alam cair (LNG).
Sekitar sepertiga dari total minyak mentah dan lebih dari seperlima dari total LNG yang diperdagangkan secara global melewati selat strategis ini setiap hari, dan penutupan selat, meskipun bersifat ancaman, akan memiliki konsekuensi yang tak terbayangkan.
