Soroti Kecelakaan Lalu Lintas, Nasir Djamil Dorong Transformasi Digital Korlantas Polri

Laporan: Juven Martua Sitompul
Kamis, 19 Juni 2025 | 18:57 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil (SinPo.id/ Dok. PKS)
Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil (SinPo.id/ Dok. PKS)

SinPo.id - Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menyoroti tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Dia mengingatkan pentingnya transformasi digital di tubuh Korlantas Polri guna mewujudkan pelayanan publik yang lebih tertib dan efektif. 

Demikian disampaikan Nasir dalam diskusi Dialektika Demokrasi yang digagas Koordinatoriat Wartawan Parlemen bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI bertajuk 'Transformasi Digital Korlantas: Menjawab Tantangan Pelayanan Modern untuk Masyarakat'. Nasir menegaskan kualitas suatu negara dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya di jalan raya. 

"Untuk melihat kualitas suatu negara, lihatlah bagaimana mereka di jalan. Kalau lalu lintasnya tertib, pengendara disiplin, itu cerminan negara yang berkualitas. Sayangnya di negeri ini, masih banyak yang memilih jalan pintas, tidak tertib, bahkan ada istilah SIM tembak," kata Nasir di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 19 Juni 2025.

Dalam kesempatan itu, Nasir menyoroti meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas pada 2024. Mengutip data dari Korlantas Polri, dia menyebut terjadi peningkatan hingga hampir delapan kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Data menyebutkan kecelakaan lalu lintas pada 2024 meningkat nyaris delapan kali lipat. Ini harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai kita mengalami 'kecelakaan kebijakan' karena abai terhadap kondisi di lapangan," tegasnya.

Legislator dari Fraksi PKS itu mendorong Korlantas Polri untuk terus melakukan transformasi digital dan menghadirkan konsep Police Point Zero sebagai bentuk pelayanan prima kepada masyarakat. 

Menurutnya, digitalisasi di bidang lalu lintas bukan hanya untuk efisiensi, tapi juga meningkatkan keselamatan pengguna jalan.

"Transformasi digital penting untuk membentuk wajah baru kepolisian lalu lintas. Kalau ‘rupa’-nya buruk, bukan hanya cermin kita yang retak, tapi juga bisa merusak cermin orang lain. Maka perlu perubahan yang sungguh-sungguh untuk menghadirkan layanan yang lebih baik," kata Nasir.

Dia juga menyoroti berbagai faktor lain yang memperparah kondisi lalu lintas di Indonesia, seperti meningkatnya jumlah kendaraan, minimnya infrastruktur jalan, serta kurangnya koordinasi antarinstansi dalam pembangunan dan perbaikan jalan.

"Ruas jalan tidak bertambah signifikan, tapi kendaraan bermotor terus masuk. Itu karena ada ‘cuan’ di baliknya. Pemerintah perlu berpikir ulang soal kebijakan industri otomotif dan perencanaan infrastruktur," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI