Anggota DPR: Perang Iran-Israel Ancam Sektor Energi Nasional

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 19 Juni 2025 | 09:13 WIB
Ilustrasi. (SinPo.id/AP)
Ilustrasi. (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah, mengatakan lerang antara Iran dan Israel dapat mengancam sektor energi, perdagangan, hingga investasi nasional. Namun, pihaknya yakin Pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipatif yang terukur.

“Kita sangat rentan terhadap dampak global, terutama kenaikan harga minyak dan tekanan terhadap rupiah. Ini bisa memperbesar beban subsidi, memicu inflasi, dan menekan daya beli masyarakat,” kata Charles, dalam keterangan persnya, Kamis, 19 Juni 2025.

Menurutnya, apabila ketegangan di Timur Tengah mengganggu jalur distribusi minyak seperti Selat Hormuz, kemungkinan dapat berdampak langsung pada perekonomian. 

Sementara Indonesia sebagai negara pengimpor minyak, dikhawatirkan akanmenghadapi risiko kenaikan biaya logistik, tekanan terhadap neraca perdagangan, dan gangguan pada stabilitas fiskal.

Selain itu, ketidakpastian global juga bisa menurunkan minat investasi dan memperlambat ekspansi pelaku usaha. Meski demikian, Charles meyakini Pemerintah mampu menghadapi tekanan global yang ada.

"Presiden Prabowo sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah kepala negara, dan itu menjadi modal awal penting untuk membangun koordinasi ekonomi dan politik luar negeri yang lebih strategis,” ungkapnya.

Ia pun mendorong Pemerintah untuk memperkuat koordinasi fiskal-moneter dalam menghadapi dinamika geopolitik global. Charles juga meminta Pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan harga energi.

“Tentunya Pemerintah melalui kementerian terkait kita harapkan juga dapat menyiapkan skenario subsidi yang tepat sasaran, menjaga defisit dalam batas aman, dan memberikan kepastian arah kebijakan ekonomi bagi pelaku usaha,” imbuhnya.

Charles berharap konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia dapat segera berakhir dan perdamaian dapat terwujud. Karena selain menyebabkan banyak korban sipil berjatuhan, perang juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi dunia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI