Gubernur DKI: Macet dan Sampah Tak Kenal Batas Wilayah, Perlu Solusi Bersama

Laporan: Sigit Nuryadin
Selasa, 17 Juni 2025 | 20:06 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (SinPo.id/Beritajakarta)
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (SinPo.id/Beritajakarta)

SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menekankan pentingnya kolaborasi lintas daerah dalam mengatasi tantangan perkotaan yang kompleks, mulai dari ketahanan pangan, pengelolaan sampah, hingga akses air bersih. 

Dalam Rapat Kerja Gubernur Mitra Praja Utama (MPU) 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 17 Juni 2028, Pramono menyampaikan komitmennya untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat kerja sama antarwilayah.

"Jakarta sangat senang, gembira untuk bisa bekerjasama, berkolaborasi dengan semua kepala daerah. Maka dengan demikian yang pertama, saya ingin secara terbuka membahas apa yang bisa dikerjasamakan," ujar Pramono. 

Pramono menegaskan, Jakarta tidak bisa menyelesaikan persoalannya sendiri tanpa dukungan daerah lain, terutama karena keterbatasan lahan dan sumber daya.

"Jakarta hanya punya dua persen lahan pertanian. Jadi, untuk pangan, kami sangat bergantung pada daerah lain. Maka, penting bagi kami untuk menjalin kerja sama konkret—beras, daging, dan lainnya," ungkap dia. 

Lebih lanjut, Pramono ingin mendorong model kepemimpinan yang inklusif dan sinergis. Dia menyebutkan, masalah yang dihadapi Jakarta sejatinya saling terkait dengan wilayah sekitarnya, sehingga penyelesaiannya pun harus bersifat lintas batas.

"Masalah kami bukan hanya milik Jakarta. Macet, sampah, air—semuanya tidak berhenti di batas administratif. Karena itu, kami dorong pendekatan regional, bukan sektoral," kata Pramono. 

Selain pangan, Pramono juga menggarisbawahi proyek bersama seperti pembangunan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah), pengembangan transportasi Transjabodetabek, serta distribusi air bersih melalui proyek Waduk Karian yang melibatkan Provinsi Banten dan Jawa Barat.

Menurutnya, model kerja sama antardaerah inilah yang akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional ke depan.

"Jakarta siap jadi contoh. Bukan pusat dominasi, tapi pusat kolaborasi. Kami ingin jadi mitra yang setara dan terbuka," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI