Indo Defence 2025 Cetak 17 Kontrak Alutsista dan 55 MoU Strategis Industri Pertahanan

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 15 Juni 2025 | 02:16 WIB
Indo Defence Expo dan Forum 2024 (SinPo.id/ Puspen TNI)
Indo Defence Expo dan Forum 2024 (SinPo.id/ Puspen TNI)

SinPo.id -  Pameran industri pertahanan terbesar di Indonesia, Indo Defence 2025, yang berlangsung pada 11 hingga 14 Juni 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, mencetak capaian penting. Sebanyak 17 kontrak kerja sama bidang pertahanan berhasil ditandatangani antara Kementerian Pertahanan dengan perusahaan dalam negeri dan BUMN, sebagai bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap penguatan industri pertahanan nasional.

“Ini wujud perhatian pemerintah kepada industri dalam negeri. Pembinanya adalah dengan memberikan porsi pengadaan dari dalam negeri,” ujar Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto, saat konferensi pers penutupan Indo Defence, Sabtu 14 Juni 2025.

Sri Yanto menjelaskan bahwa 17 kontrak tersebut meliputi pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) serta pengembangan teknologi pertahanan untuk mendukung ketiga matra TNI, yakni TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.

Meski tidak merinci nilai nominal kontrak, ia menegaskan bahwa kerja sama ini menjadi langkah konkret mendorong kemandirian pertahanan nasional di tengah ketegangan geopolitik global.

Tak hanya kontrak, Indo Defence 2025 juga mencatat 55 nota kesepahaman (MoU) antarsesama pelaku industri pertahanan dalam dan luar negeri. MoU tersebut meliputi kerja sama di berbagai bidang seperti:

Pengembangan teknologi alutsista

Penguatan SDM pertahanan

Kolaborasi riset dan produksi

“Penandatanganan MoU ini jadi peluang strategis untuk industri dalam negeri agar bisa memperluas teknologi dan pasar hingga level internasional,” tambah Sri Yanto.

Pameran Indo Defence 2025 diikuti oleh 1.180 perusahaan dari 55 negara, termasuk negara mitra seperti Amerika Serikat dan Turki, yang telah memiliki kerja sama strategis di bidang pertahanan dengan Indonesia.

Pameran sempat dijadwalkan pada November 2024, namun ditunda karena bertepatan dengan masa transisi pemerintahan nasional.

Kementerian Pertahanan melalui ajang ini menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat basis industri pertahanan dalam negeri. Dukungan pengadaan dan kerja sama riset menjadi instrumen utama untuk mendorong kemandirian pertahanan nasional.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI