Dunia Memanas, AS Terlibat Langsung Bantu Israel Tembak Jatuh Rudal Iran

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 15 Juni 2025 | 01:09 WIB
Rudal (pixabay)
Rudal (pixabay)

SinPo.id -  Konflik bersenjata antara Israel dan Iran memasuki babak baru yang semakin memanas. Amerika Serikat (AS) dikonfirmasi ikut turun tangan langsung membantu Israel dalam menghadapi serangan balasan dari Iran pada Jumat malam 13 Juni 2025.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa AS membantu dalam menembak jatuh rudal-rudal yang menargetkan Israel," kata seorang pejabat AS kepada AFP dan Al Arabiya, Sabtu 14 Juni 2025.

Walau tak dijelaskan rinci, sejumlah sumber menyebut AS mengerahkan sistem pertahanan udara dari Angkatan Laut dan Darat guna menangkis rentetan rudal balistik yang ditembakkan Iran ke wilayah Israel.

Dalam upaya siaga penuh, militer AS disebut telah memindahkan kapal-kapal penghancur ke kawasan lebih dekat dengan Israel, sebagai langkah antisipasi terhadap serangan susulan dari Teheran.

Ketegangan ini berawal dari serangan udara besar-besaran Israel terhadap lebih dari 200 titik nuklir dan militer Iran pada Jumat pagi (13/6). Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 78 orang, termasuk pejabat militer senior Iran, dan melukai lebih dari 320 orang lainnya.

Iran membalas dengan menembakkan puluhan rudal balistik ke Tel Aviv dan sejumlah pangkalan militer Israel.

"Korps Garda Revolusi Islam telah merespons secara tegas dan tepat terhadap pusat-pusat militer serta pangkalan udara rezim Zionis," tegas pernyataan resmi Garda Revolusi Iran.

Pemerintah Iran secara terbuka menuduh AS berperan dalam serangan brutal Israel, dan menyatakan bahwa Washington akan turut menanggung konsekuensi dari tindakan agresif sekutunya tersebut.

"Serangan ini tidak mungkin dilakukan tanpa koordinasi dan izin dari Amerika Serikat," tegas Kementerian Luar Negeri Iran.

Iran menilai keterlibatan AS semakin memperburuk situasi dan mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah.

Dengan keterlibatan langsung militer AS, konflik Israel-Iran berpotensi memicu ketegangan global. Sejumlah negara menyerukan penahanan diri dan desakan agar Dewan Keamanan PBB segera turun tangan meredam eskalasi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI