Produksi Jagung Surplus, Bapanas Optimis Swasembada Segera Terwujud
SinPo.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengaku optimistis, swasembada jagung semakin dekat terwujud. Hal ini merujuk pada produksi jagung nasional yang mengalami surplus terhadap konsumsi.
"Pencapaian swasembada jagung optimis semakin terwujud oleh Indonesia. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia ke depan tidak hanya swasembada jagung, tetapi juga mampu menjadi lumbung pangan dunia," kata Arief di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2025.
Arief menjelaskan, pada pergerakan capaian produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen (JPK KA 14 persen) Januari-Juli tahun ini, terus melampaui kebutuhan konsumsi nasional. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi JPK KA 14 persen hingga Juli diperkirakan dapat mencapai 9,45 juta ton atau meningkat 11,08 persen dibandingkan Januari-Juli 2024.
"Tentu kita patut bersyukur karena produksi jagung dalam negeri terus meningkat pesat. Bahkan kita sudah mampu ekspor jagung. Ini karena visi Presiden Prabowo tidak hanya swasembada saja, tapi Indonesia harus mampu jadi lumbung pangan dunia," ucapnya
Bapanas, lanjut dia, telah menghitung produksi dan konsumsi jagung, yang tercatat masih ada surplus. Artinya produksi Januari - Juli tahun ini telah mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dan masih ada kelebihan yang cukup.
"Sehingga kita bisa gunakan untuk ekspor atau stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)," tuturnya.
Dari proyeksi produksi JPK KA 14 persen tersebut yang berada di angka 9,45 juta ton, dalam analisis NFA ada potensi kehilangan atau tercecer yang ditetapkan sebesar 4,62 persen. Dengan itu, produksi bersih Januari-Juli menjadi 9,01 juta ton.
Selajutnya, menurut Proyeksi Neraca Jagung per 2 Juni 2025, kebutuhan konsumsi bulanan dari Januari sampai Juli diperkirakan berada di angka 8,63 juta ton. Surplus pun tercatat berada di angka 380 ribu ton dari hasil produksi bersih JPK KA 14 persen 9,01 juta ton dikurangi konsumsi 8,63 juta ton.
"Hal lainnya yang perlu dijaga tentunya adalah harga di tingkat petani jagung. Sesuai arahan Bapak Presiden, nilai tukar petani tidak boleh turun anjlok. Kami di Badan Pangan Nasional turut membantu petani jagung di NTB dengan memfasilitasi agar stoknya juga dapat diserap peternak unggas di luar NTB," ungkap Arief.
Adapun realisasi mobilisasi jagung petani NTB ke peternak Blitar Jawa Timur, turut dibantu Bapanas sebagai penjembatan secara business to business (B2B). Realisasinya sampai 9 Juni telah mencapai 1.861 ton.
Upaya ini merupakan langkah memperkuat rantai pasok jagung nasional yang bertujuan agar daerah sentra produsen yang sedang kelebihan stok dapat membantu pemenuhan kebutuhan jagung di daerah lain.
Hal ini juga menjadi fokus Bapanas dalam menjaga keterjangkauan pangan. Pola B2B seperti ini terbukti membantu menjaga pasokan bahan baku pakan serta menekan gejolak harga di tingkat konsumen.
Ditinjau dari tren rerata harga jagung pipilan kering di tingkat produsen secara nasional, terlihat mulai ada pergerakan kenaikan yang cukup signifikan. Dalam Panel Harga Pangan NFA, awal Mei rerata harga di Rp 4.769 per kilogram (kg). Terbaru, per 9 Juni meningkat lagi menjadi Rp 4.888 per kg.

