Trump Setop Dana Riset Vaksin HIV, Dunia Ilmiah: Ini Kemunduran Satu Dekade

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 01 Juni 2025 | 03:58 WIB
Ilustrasi vaksin (SinPo.id/ Pixabay)
Ilustrasi vaksin (SinPo.id/ Pixabay)

SinPo.id -  Pemerintahan mantan Presiden Donald Trump kembali jadi sorotan usai memutuskan menghentikan pendanaan untuk sejumlah program utama penelitian vaksin HIV di Amerika Serikat.

Kebijakan ini dilaporkan CBS News pada Jumat 30 Mei 2025, menyebut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS) akan mengalihkan anggaran untuk metode pencegahan HIV yang sudah ada, bukan lagi mengembangkan vaksin baru.

Langkah itu langsung berdampak pada pusat riset ternama seperti Duke Human Vaccine Institute dan Scripps Research Institute, yang selama ini menerima dana dari National Institutes of Health (NIH) sejak 2012.

Pihak Moderna, perusahaan bioteknologi yang turut mengembangkan uji klinis vaksin HIV, juga mengonfirmasi bahwa proyek mereka dihentikan sementara. Seorang pejabat NIH menyatakan bahwa mereka mendapat instruksi langsung dari HHS untuk tidak lagi menyetujui pendanaan baru, kecuali dalam kondisi sangat terbatas.

Lebih parah lagi, aturan baru mewajibkan lembaga pengajuan hibah vaksin HIV untuk menyusun anggaran penuh selama beberapa tahun ke depan dalam satu tahun fiskal—membuat proses semakin rumit.

Juru bicara HHS, Emily Hilliard, membela kebijakan ini dengan menyebut adanya tumpang tindih program dan kebutuhan efisiensi. Menurutnya, ada 27 program HIV/AIDS nasional yang telah menyerap dana sebesar USD 7,5 miliar atau setara Rp122 triliun. Program penting akan tetap dilanjutkan lewat lembaga baru bernama Administration for a Healthy America.

Namun kritik keras datang dari ilmuwan. Dennis Burton, profesor imunologi dari Scripps, menyebut keputusan ini “sangat buruk” dan bisa membuat penelitian vaksin HIV mundur satu dekade.

“Ini saat terburuk untuk memotong dana karena kita sedang melihat hasil yang menjanjikan dari beberapa uji klinis,” tegasnya.

Data dari HIV.gov menyebut bahwa hingga saat ini dunia belum memiliki vaksin untuk mencegah HIV, meski berbagai riset masih terus berlangsung.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI