Kritik Rommy 'Obral' Jabatan Ketum, PPP: Sangat Tidak Etis

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 27 Mei 2025 | 12:12 WIB
Partai Persatuan Pembangunan (PPP). (SinPo.id/Dok. PPP)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP). (SinPo.id/Dok. PPP)

SinPo.id - Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PPP Rusli Effendi mengkritik sikap Romahurmuziy (Rommy) yang menawarkan jabatan ketua umum kepada orang-orang dari luar partai untuk Muktamar X mendatang. Aksi Rommy bahkan dinilai tak etis dilakukan seorang kader PPP.

"Sangat tidak etis, seperti mengeksploitasi partai, dan seolah-olah ini merupakan barang dagangan," kata Rusli saat dihubungi, Jakarta, Selasa, 27 Mei 2025.

Rusli bahkan mengingatkan kepada seluruh kader untuk menjaga muruah partai. Menurutnya, ada banyak calon dari internal PPP yang mumpuni dan pantas untuk menjadi ketua umum.

"Saya pastikan sebagai kader yang bergerak dari bawah, calon dari internal PPP masih mumpuni dan pantas, tentunya tidak kalah dengan tokoh-tokoh eksternal," kata Rusli.

Kendati demikian, Rusli menyatakan PPP tetap terbuka jika ada pihak luar yang ingin bergabung menjadi kader. Namun, kata dia, ada mekanisme yang harus diikuti bagi pihak yang ingin bergabung.

Dia juga mengatakan pihaknya menyambut baik jika ada tokoh yang mau bergabung bersama dan berjuang untuk membangun bangsa.

"Ahlan wa sahlan. Akan tetapi, tentu semua ada mekanismenya, kalau di PPP ada AD/ART. Saya rasa tidak hanya PPP yang memiliki mekanisme, tetapi partai lain atau di setiap organisasi mana pun punya," kata dia.

Sebelumnya, Rommy membujuk sejumlah tokoh untuk maju sebagai Ketua Umum PPP. Dari beberapa tokoh itu, salah satunya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Menurut Rommy, Amran memenuhi kriteria untuk memimpin PPP, baik dari sisi ketokohan maupun logistik. Amran juga dinilai memiliki etos kerja yang baik karena diyakini berhasil menakhodai Kementerian Pertanian pada era presiden ke-7 RI Joko Widodo maupun Presiden RI Prabowo Subianto.

Selain itu, latar belakang Amran yang juga pengusaha dianggap dapat mendukung PPP maju, terutama dari sisi logistiknya.

"Pak Amran masih wait and see. Murni disebabkan kesibukan beliau yang memiliki beban berat sebagai tulang punggung program kedaulatan pangan pemerintah," kata Rommy beberapa waktu lalu.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI