Legislator: Perlu Ada Terobosan dan Inovasi untuk Pertumbuhan Ekonomi 2026
SinPo.id - Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati, menekankan perlu adanya terobosan dan inovasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen hingga 5,8 persen, seperti yang disampaikan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026.
Pasalnya, kondisi perekonomian global saat ini masih tidak menentu, ditambah kondisi geopolitik, kondisi ekonomi nasional yang sangat tergantung kepada harga komoditas, penerimaan pajak melambat, serta pertumbuhan industri juga tidak menunjukkan pergerakan yang signifikan.
“Penyumbang pertumbuhan praktis sebagian besar di-support oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,94 persen sepanjang tahun. Sektor konsumsi ini berkontribusi 54 persen terhadap PDB Indonesia, menjadikannya pendorong utama pertumbuhan ekonomi,” kata Anis, dalam keterangan persnya, Minggu, 25 Mei 2025.
Ia pun menilai, pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah cenderung terlampau percaya diri. Karena proyeksi IMF dan World Bank terhadap perekonomian kita tahun 2026, hanya akan tumbuh sebesar 4,8 persen, sedikit meningkat dibandingkan proyeksi tahun 2025 sebesar 4,7 persen.
Anis juga mengingatkan realisasi Triwulan I 2025 yang lalu perekonomian Indonesia hanya tumbuh sebesar 4,87 persen (year on year/yoy), melambat dibanding kuartal sebelumnya yang masih tumbuh 5,02 persen.
“Artinya pertumbuhan ekonomi nasional sedang dalam kondisi yang stagnan dan melambat. Jadi dua kondisi ini, hendaknya menjadi perhatian dan ukuran bagi Pemerintah untuk menentukan target pertumbuhan ekonomi kita tahun 2026,” ungkapnya.
Meski demikian ia mendukung Pemerintah yang ingin membangun pandangan dan sikap optimisime bahwasanya perekonomian global dan nasional akan membaik pada tahun 2026. Namun perlu adanya kebijakan yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional, agar target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai.
