MPR Sebut Indonesia Harus Belajar dari Rusia Soal Pengembangan PLTN

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 24 Mei 2025 | 20:37 WIB
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno (SinPo.id/Galuh Ratnatika)
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno (SinPo.id/Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menilai Indonesia patut belajar dari Rusia dalam hal pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Rusia saat ini memiliki PLTN modular yang sudah teruji dan pengembangannya dilakukan perusahaan ternama Rosatom.

Hal tersebut dikatakan Eddy saat bertemu Wakil Ketua Pertama Dewan Federasi Majelis Federal Rusia, Andrey Yatskin di sela-sela agenda Kongres Ekologi Internasional Nevsky XI yang berlangsung di St. Petersburg, Rusia.

"Pengembangan energi Nuklir oleh Rusia ini menjadi terobosan dalam pengembangan energi terbarukan di tingkat global dan bisa menjadi contoh bagi pengembangan teknologi serupa di Indonesia," kata Eddy dalam siaran pers resmi MPR yang diterima Sabtu, 24 Mei 2025.

Oleh karenanya, Eddy berharap akan terbentuk kerja sama antara Indonesia dan Rusia dalam mengembangkan PLTN dengan metode seperti yang dilakukan perusahaan Rosatom.

"Melalui kerjasama dengan Rusia dalam pengembangan teknologi energi nuklir ini maka akan terjadi pertukaran teknologi dan inovasi pengembangan energi terbarukan dengan Indonesia," kata Eddy.

"Sehingga SDM di bidang energi terbarukan lebih terdidik dan terlatih dengan teknologi-teknologi terbaru," timpalnya.

Tidak hanya membahas soal pengembangan PLTN, Eddy dan Yatskin juga membahas tentang peluang meningkatkan volume kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Rusia.

Legislator dari Fraksi PAN itu pun menyambut baik rencana yang dilayangkan pemerintah Rusia tersebut. Dia berharap kerja sama itu dapat menguntungkan perekonomian kedua belah negara dan memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Rusia.

"Inisiatif Rusia ini juga akan kami teruskan ke berbagai pihak terkait sebagai dukungan penuh terhadap strategi diplomasi Presiden Prabowo untuk bergabung ke BRICS dan ekspor Indonesia ke negara-negara emerging economy," kata Eddy.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI