BNPT Minta Gen Z Pelajari Sejarah Terorisme dan Kisah Jamaah Islamiyah
SinPo.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Eddy Hartono, mengingatkan pentingnya generasi muda Indonesia, termasuk Gen Z dan Gen Alpha, memahami sejarah kelompok teroris seperti Jamaah Islamiyah (JI) sebagai upaya literasi dan pencegahan paham radikal di masa depan.
Pesan itu disampaikan dalam kegiatan bedah buku “JI The Untold Story–Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah” di Universitas Muhammadiyah Bandung, Kamis 15 Mei 2025.
“Supaya generasi ke depan itu bisa tercerahkan dengan adanya buku ini. Kalau tidak ditulis, Gen Z dan Gen Alpha tidak akan tahu sejarah perkembangan terorisme di Indonesia,” ujar Eddy saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat 16 Mei 2025.
Buku yang ditulis oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ini dianggap sebagai langkah strategis menyampaikan narasi sejarah yang objektif tentang perkembangan dan bahaya jaringan teroris JI, yang telah dinyatakan organisasi terlarang sejak putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tahun 2008.
“Saya sangat mengapresiasi Kadensus dan jajarannya yang menulis buku ini sebagai bahan edukasi, literasi, dan pencerahan bagaimana orang bisa terpapar paham radikal terorisme,” ungkap Eddy.
Kegiatan ini juga disambut baik oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung, Prof. Herry Suhardiyanto, yang menilai bahwa literasi sejarah seperti ini penting untuk mencegah mahasiswa terjebak dalam pandangan menyimpang dan radikal.
“Kegiatan ini memberikan pencerahan agar mahasiswa tidak salah memahami bagaimana negara dan bangsa ini harus diperjuangkan secara damai dan bersama-sama,” tutur Herry.
Ia berharap mahasiswa mampu menjadi generasi yang memajukan bangsa dan terbebas dari pandangan ekstrem yang bertentangan dengan nilai-nilai perjuangan Muhammadiyah.
Bedah buku ini merupakan hasil kolaborasi Universitas Muhammadiyah Bandung dan Densus 88 AT Polri yang bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah terorisme di Indonesia, sekaligus membentuk kesadaran kolektif untuk menangkal bahaya radikalisme dan intoleransi sejak dini.
