Pemerintah Seriusi Perjuangan Bung Hatta Jadikan Koperasi Soko Guru Ekonomi

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 12 Mei 2025 | 13:36 WIB
Wamenkop Ferry diapit dua putri Bung Hatta, Meutia dan Halida (SinPo.id/ Dok. Kemenkop)
Wamenkop Ferry diapit dua putri Bung Hatta, Meutia dan Halida (SinPo.id/ Dok. Kemenkop)

SinPo.id - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) RI Ferry Juliantono memastikan, pemerintah bertekad untuk melanjutkan semangat perjuangan Bung Hatta agar koperasi kembali menjadi soko guru perekonomian nasional. 

Menurut Ferry, semangat Bung Hatta tersebut, telah diterjemahkan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes) Merah Putih sebanyak 80 ribu unit. 

"Jadi, kalau sekarang Pak Prabowo menjadi Presiden kemudian menjadikan koperasi sebagai Soko Guru dan menjadi alat perjuangan utama untuk menjamin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sebuah keniscayaan," ujar Ferry dalam keterangannya, Senin, 12 Mei 2025.

Ferry menilai, gagasan Kopdes Merah Putih merupakan bukti bahwa pemerintah sangat serius mengembalikan semangat perjuangan koperasi ala Bung Hatta, demi mewujudkan ekonomi berkeadilan serta pemerataan kesejahteraan masyarakat. 

Ferry memaparkan, beberapa gagasan utama dari pemikiran Bung Hatta adalah menjadikan koperasi sebagai badan usaha besar yang dapat mengayomi berbagai kebutuhan utama dari masyarakat. Gagasan ini kemudian diwujudkan oleh pemerintah melalui upaya menjadikan koperasi untuk fokus menjalankan unit usaha di sektor produksi, sehingga dapat memberikan multiplier effect yang lebih besar.

"Koperasi tidak boleh identik kecil tapi koperasi harus bisa masuk ke sektor-sektor usaha yang besar seperti gagasannya Bung Hatta ada koperasi produksi, ada konsumsi dan ada kegiatan koperasi di sektor (jasa) keuangan," kata Ferry. 

Demi menarik minat kalangan anak muda berkoperasi, Kemenkop berupaya untuk mengemas koperasi dengan wajah kekinian salah satunya dengan mengoptimalkan sentuhan teknologi. Harapan, agar semakin banyak pihak yang tertarik berkoperasi, sehingga perjuangan Bung Hatta untuk mewujudkan keadilan sosial melalui koperasi dapat diteruskan oleh generasi muda.

"Gagasan Bung Hatta tentang koperasi kita harap bisa hidup berkembang lagi, dan kita sebagai generasi penerus tentu akan berjuang untuk mengimplementasikan semua gagasan dari Bung Hatta," ucap Ferry.

Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Hatta, Meutia Farida Hatta Swasono menilai, koperasi sebagaimana gagasan Bung Hatta koperasi menjadi satu-satunya lembaga ekonomi yang dapat menolong diri sendiri dan masyarakat secara bersama-sama. Karena didasari oleh semangat gotong royong. 

Meutia mengapresiasi komitmen pemerintah Kabinet Merah Putih yang ingin menumbuhkembangkan kembali koperasi sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional. 

"Tentu kita senang sekali bahwa pemerintah akan memajukan koperasi kembali. Semangat ini tentu sesuai dengan pikiran Bung Hatta," kata Meutia Hatta. 

Meutia menekankan nilai musyawarah mufakat dan gotong royong telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak lama. Nilai-nilai inilah yang kemudian menjadi dasar pemikiran Bung Hatta dalam merumuskan arah kebijakan ekonomi bangsa.

"Jadi konsep yang Bung Hatta bangun bukan asal comot  atau meniru-niru dari negara lain, tapi karena ada prinsip yang cocok dengan kehidupan orang Indonesia," kata Meutia.

Senada, Halida Hatta menekankan pentingnya koperasi sebagai sarana pemberdayaan manusia. Menurutnya, koperasi bukan semata-mata mengejar keuntungan semata melainkan sebuah alat untuk menjaga martabat dan kerjasama antarsesama. 

"Ini soal kerja bersama untuk menghasilkan produk dan SDM yang berkualitas. Bukan sekadar profit yang dikejar, tapi nilai kerja dan martabat manusia," kata Halida.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI