Hasan Nasbi Puji Visi Prabowo: Swasembada Pangan dan Energi Kini Terbukti Penting
SinPo.id - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan alias Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi mengakui bahwa Presiden Prabowo Subianto merupakan seorang pemimpin yang visioner. Karena, sejak bertahun-tahun selalu mengingatkan akan pentingnya swasembada pangan dan ketahanan energi.
"Coba pikir, sejak tahun 2014 mungkin yang saya ikuti, mungkin jauh sebelumnya juga sudah ada. Pak Prabowo selalu bilang ketahanan pangan, ketahanan energi. Kita waktu itu mikir apa sih ini? Ketahanan pangan, ketahanan energi," kata Hasan dalam diskusi Double Check yang diselenggarakan oleh Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air (GEMPITA) bertajuk 'Ada Apa dengan Prabowo', Sabtu, 10 Mei 2025.
Menurut Hasan, kini pentingnya swasembada pangan hingga ketahanan energi menjadi sangat relevan di tengah ketidaksabilan kondisi global. Baik oleh perang militer di belahan dunia lain, serta perang dagang.
"Beliau selalu bilang kita harus segera swasembada pangan. Mulai dari swasembada beras. Supaya kita bisa berdiri di atas kaki kita. Supaya nanti kalau dunia yang nggak pasti ini, makin tidak pasti, kita tetap bisa mempertahankan kehidupan kita," kata Hasan.
Hasan menilai, peringatan Prabowo untuk mewaspadai akan potensi perang, sekarang juga makin menjadi kenyataan. Padahal kala itu ucapan Prabowo kerap mendapat cemo'oh oleh para ahli. Namun kini, ramalan tersebut terbukti benar.
Seperti perang Rusia-Ukraina, invasi Israel yang membantai warga Gaza, hinga terbaru militer India meluncurkan rudal ke pangkalan pasukan Palestina. Ditambah dengan kondisi dagang.
Kondisi geopolitik dan geoekonomi tersebut akan mempengaruhi pasokan pangan dan energi. Dan, kondisi ini membuat semua negara pasti mengutamakan dalam negeri mereka masing-masing.
"Negara-negara ini akan semakin besar perhatian mereka untuk memenuhi kepentingan dalam diri, kepentingan dalam negeri masing-masing," kata Hasan.
Hasan lantas menerangkan akan kondisi BBM di Indonesia yang menghabiskan 1,5-1,6 juta liter barrel BBM per hari. Dimana, satu jutanya impor per hari. Jika terjadi perang, tentu harganya naik, dan akan membebani keuangan negara.
"Itu kalau ada keadaan perang naik harga 500 perak saja, kita ngerogoh kocek c lebih dalam. Bisa habis uang kita," ucapnya
Kemudian, bila terjadi perang, pasokan pangan terganggu. Karena itu, Presiden Prabowo mengebut agar swasembada pangan dan ketahanan energi benar-benar terwujud. Dengan demikian, Indonesia tidak lagi ketergantungan impor.
"Jadi, apa yang selama ini, boleh orang katakan berbusa-busa disampaikan oleh Presiden Prabowo, makin kesini, yang dulu mungkin kita nggak nangkap nih, karena pikiran kita terputus, kaget, (kini) makin jadi kenyataan. Tapi itulah pentingnya seorang Presiden punya visi. Dia bisa melihat sesuatu menembus itu. Apa yang ada di depan, ketidakpastian yang ada di depan, bisa dilihat oleh visi seorang Presiden," tukasnya.

