Anak Bakar Rumah Warga, Puan: Bukti Nyata Dampak Buruk Konten Digital
SinPo.id - Ketua DPR RI Puan Maharani, mengatakan peristiwa pembakaran 13 rumah yang dilakukan anak laki-laki berusia 9 tahun karena terinspirasi oleh game online, merupakan bukti nyata dari dampak negatif konten digital yang tidak tersaring.
Sehingga, ia meminta Pemerintah untuk memperkuat pengawasan terhadap konten-konten digital dan hiburan. Karena menurutnya, ruang digital menjadi medan bebas yang membahayakan moral dan masa depan generasi muda.
“Pengawasan yang ketat terhadap konten hiburan dan konten-konten digital, termasuk game online, harus semakin diperkuat. Pemerintah wajib memastikan ruang digital yang aman bagi anak dengan sejumlah pendekatan,” kata Puan, dalam keterangan persnya, Jumat, 9 Mei 2025.
Ia pun meminta Pemerintah meningkatkan sistem parental control pada platform-platform digital, dan menciptakan ekosistem dunia maya yang sehat dan edukatif bagi anak-anak, untuk mencegah anak-anak terpapar konten kekerasan, maupun konten-konten negatif lainnya.
“Dibutuhkan infrastruktur yang strategis, dan kerja sama yang berkesinambungan dari pihak-pihak terkait, termasuk ketegasan Pemerintah terhadap pihak penyedia konten. Tantangan ini yang harus dijawab Pemerintah agar anak-anak kita terbebas dari pengaruh konten buruk,” ungkapnya.
Selain itu, kata Puan, peristiwa tersebut harus menjadi peringatan bahwa keterlambatan dalam membangun sistem perlindungan anak di era digital berpotensi memicu krisis karakter generasi penerus bangsa.
"Harus ada regulasi yang kuat, literasi digital yang memadai, dan keterlibatan aktif negara, agar anak-anak tidak terekspos konten-konten kekerasan yang tidak sesuai dengan usia, nilai moral, dan budaya bangsa," tegasnya.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya tata kelola ruang digital nasional yang berpihak pada perlindungan anak, dengan melibatkan pendekatan multisektor dari pemerintah, DPR, dunia pendidikan, serta pelaku industri digital.
“Platform digital juga harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan konten yang diperuntukkan bagi orang dewasa tidak bisa diakses oleh anak-anak. Pemerintah juga harus hadir sebagai pelindung utama kepentingan anak bangsa,” tandasnya.
Diketahui, teror aksi pembakaran sejumlah rumah warga di Sukabumi, Jawa Barat viral di media sosial. Ironisnya, pelaku aksi teror tersebut ternyata masih berusia 9 tahun. Meski tidak terjadi kebakaran lebih besar, namun aksi tersebut sempat membuat resah warga.

