DPR Yakin Indonesia Bisa Bantu Redakan Konflik India-Pakistan

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 09 Mei 2025 | 21:16 WIB
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta (SinPo.id/ Dok. DPR RI)
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta (SinPo.id/ Dok. DPR RI)

SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, yakin pemerintah Indonesia bisa ambil peranan untuk membantu meredakan konflik India-Pakistan, dengan lebih proaktif tampil sebagai juru damai dan melakukan mediasi antar kedua negara.

Menurutnya, penting bagi Indonesia untuk turut ambil bagian dalam perdamaian India di tengah memanasnya perang India-Pakistan yang telah menewaskan puluhan warga sipil.

“Selain karena hubungan persahabatan Indonesia dengan kedua negara, Amerika Serikat yang selama ini berperan menekan India dalam konflik-konflik terdahulu, saat ini sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan dalam dan luar negeri, termasuk di dalamnya saat ini duta besar AS di India sejak Trump terpilih masih vakum,” kata Sukamta, dalam keterangan persnya, Jumat, 9 Mei 2025.

Sementara China sebagai kekuatan utama regional Asia, diketahui memiliki hubungan yang panas dingin dengan India, dan dianggap lebih dekat dengan Pakistan. Sehingga Indonesia harus mengambil langkah untuk menjadi juru damai lantaran India dan Pakistan merupakan negara sahabat Indonesia.

“Maka Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama regional Asia tentu diharapkan bisa tampil aktif menjadi mediator," ungkapnya.

Dengan begitu, ia berharap perseteruan kedua negara bersenjatakan nuklir tersebut tidak berlanjut ataupun berkepanjangan. Karena jika perang berlanjut, akan ada banyak negara yang ikut terdampak.

"Oleh sebab itu tidak ada cara lain selain menahan diri dan berusaha menyelesaikan permasalahan di meja perundingan. Konflik bersenjata akan menimbulkan korban sipil, menghancurkan fasilitas umum dan menggangu perekonomian," tuturnya.

Meski demikian, Sukamta yakin adanya skenario penggunaan senjata nuklir oleh kedua negara sangat kecil lantaran kedua pihak selama ini memiliki kebijakan dan telah mendeklarasikan tidak akan menggunakan nuklir terlebih dahulu.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI