FSPMKI Soroti Mutasi Mendadak dr. Piprim, Desak Kemenkes Fokus pada Perbaikan Layanan Kesehatan
SinPo.id - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Medis dan Kesehatan Indonesia (FSPMKI), dr. Roy Sihotang, MARS, menyayangkan langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang melakukan mutasi mendadak terhadap dr. Piprim SpA, seorang dokter sekaligus pengajar di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
“Belum lama ini kita mendengar kegaduhan terkait pemotongan upah karyawan di RSUP Sardjito dan kasus perkosaan di RSHS. Kini kami cukup kaget dengan kabar mutasi mendadak terhadap dr. Piprim. Saya menilai Menkes dan Kemenkes sebaiknya menghentikan proses mutasi ini dan membiarkan dr. Piprim tetap mengajar dan bekerja di RSCM-FKUI,” kata dr. Roy dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 Mei 2025.
Menurut dr. Roy, Kemenkes seharusnya memprioritaskan tugas pokok dan fungsinya, terutama dalam meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan di rumah sakit vertikal. Ia menyoroti sejumlah persoalan yang mencuat belakangan ini, mulai dari kasus kekerasan seksual di RS, pemotongan insentif tenaga medis, hingga belum meratanya pemberian upah kepada dokter spesialis.
“Menkes dan jajaran harus lebih fokus memperbaiki keamanan rumah sakit vertikal agar kejadian seperti perkosaan terhadap keluarga pasien tidak terulang,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa dokter spesialis di RS vertikal telah bekerja keras dan layak mendapat upah yang pantas tanpa penundaan. Menurutnya, perhatian pemerintah semestinya lebih besar terhadap kesejahteraan tenaga medis yang menjadi garda terdepan layanan kesehatan.
“Dalam pemantauan kami sebagai serikat pekerja, saat ini terlalu sering terjadi kegaduhan di lingkup Kemenkes. Mulai dari kasus bullying terhadap peserta PPDS, pemotongan THR, hingga kasus-kasus kriminal di rumah sakit pemerintah. Ini semua mencerminkan perlunya reformasi manajemen dan keamanan,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, dr. Roy menyerukan agar Kemenkes mengalihkan fokus pada agenda-agenda besar kesehatan nasional seperti penurunan angka stunting, perbaikan angka kematian ibu dan bayi, serta pembenahan sistem di rumah sakit vertikal.
“Daripada melakukan tindakan yang justru menambah kegaduhan, lebih baik Menkes fokus memperbaiki hal-hal krusial yang menyangkut kesehatan rakyat,” pungkas dr. Roy.

