Lebih dari Sekadar Membangun Sekolah: Revolusi Pendidikan Era Presiden Prabowo

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 02 Mei 2025 | 15:04 WIB
Presiden Prabowo Hadiri Peringatan Hardiknas 2025 di Bogor (SinPo.id/Setpres)
Presiden Prabowo Hadiri Peringatan Hardiknas 2025 di Bogor (SinPo.id/Setpres)

SinPo.id - Pada tahun 1973, Presiden Soeharto meluncurkan kebijakan monumental bernama SD Inpres untuk membangun puluhan ribu sekolah dasar di seluruhpenjuru nusantara. Kebijakan ini bukan hanya meningkatkan angka partisipasi sekolah, tetapi juga terbukti secara ilmiah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan generasipenerus. Penelitian oleh Esther Duflo dari MIT terkait dampak SD Inpres bahkan menjadibagian dari landasan yang mengantarkan dirinya meraih Hadiah Nobel Ekonomi 2019.

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, Philips J. Vermonte menyebut, kini, setengah abad kemudian, Presiden Prabowo Subianto menghadirkan visi yang takkalah transformatif — bukan hanya membangun sekolah, tetapi membangun seluruhekosistem pendidikan nasional dari akar hingga pucuknya.

"Dalam pidato Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025, Presiden meluncurkan 4 kebijakanstrategis pendidikan untuk melengkapi 5 kebijakan strategis pendidikan yang sebelumnyatelah dimulai," ujarnya seperti diterima, Jumat, 2 Mei 2025.

Kebijakan-kebijakan ini menyasar langsung ke jantung masalah pendidikan Indonesia, seperti ketimpangan akses, rendahnya kualitas, dan lemahnya dukungan terhadapanak-anak dari keluarga miskin maupun anak-anak berbakat.

Masalah-Masalah yang Ditangani Presiden Prabowo

Kebijakan Makan Bergizi Gratis menyelesaikan masalah gizi buruk yang selama ini menjadiakar dari rendahnya prestasi belajar. Sekolah Rakyat memberi tempat tinggal dan makanlayak bagi anak-anak miskin dan memastikan mereka bisa belajar dengan tenang.

Sekolah Unggulan Garuda ditujukan untuk memenuhi amanat UU Sistem Pendidikan Nasional, yaknimemberi ruang tumbuh bagi anak-anak berbakat luar biasa yang selama ini terabaikan.Di sisi lain, perhatian besar juga diberikan kepada para guru dan dosen. Mulai daripeningkatan tunjangan guru, skema transfer langsung tunjangan guru ke rekening guru, hingga bantuan kuliah agar para guru bisa menyelesaikan pendidikan D4 dan S1. Bahkanguru honorer, yang selama ini paling termarjinalkan, kini menerima bantuan khusus guruhonorer untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Tak hanya itu, modernisasi juga menjadi pilar penting. Presiden Prabowo Subianto memerintahkan pengadaan layar pintar di sekolah-sekolah, lengkap dengan materipembelajaran digital, dan memulai perbaikan menyeluruh untuk sekolah rusak di seluruhIndonesia - dimulai dengan 10.441 sekolah tahun ini.

Potensi Dampak Jangka Panjang Kebijakan Pendidikan Presiden Prabowo

Jika kebijakan SD Inpres melambungkan angka partisipasi sekolah dan menjadi bahan studidunia, maka kebijakan Prabowo punya potensi lebih besar: menciptakan lompatan kualitasSDM nasional, mempersempit ketimpangan sosial, dan menjadi model pendidikan inklusifuntuk negara berkembang di abad ke-21.

Ini adalah revolusi pendidikan yang tidak hanya membangun ruang kelas, tetapimembangun manusia Indonesia seutuhnya. Dari gizi anak-anak, keadilan bagi guru, hinggapanggung bagi bakat luar biasa untuk bersinar.Jika keberhasilan SD Inpres menjadi bahan Nobel, maka bukan tidak mungkin — jika 9kebijakan ini berhasil — dunia akan kembali menoleh ke Indonesia, bukan sekadar karenajumlah bangunan sekolah, tetapi karena berhasil menunjukkan bahwa pendidikan yang adil,berkualitas, dan merata adalah kunci menuju bangsa besar.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI