Bahlil Sebut Tambahan Impor BBM dari AS Tunggu Hasil Negosiasi

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 02 Mei 2025 | 16:34 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (SinPo.id/dok. ESDM)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (SinPo.id/dok. ESDM)

SinPo.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan, rencana penambahan impor minyak mentah, LPG, dan bahan bakar minyak (BBM) dari Amerika Serikat (AS), masih menunggu hasil negosiasi terkait tarif resiprokal. Karena, belum ada poin-poin yang disepakati dalam negosiasi antara RI-AS. 

"Sampai dengan sekarang, tim negosiasi dengan pemerintah Amerika lagi berjalan. Belum ada satu keputusan yang pasti," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Mei 2025. 

Bahlil menjelaskan, eksekusi peningkatan impor sejumlah komoditas energi dari AS, menanti hasil dari tim negosiasi. Namun Bahlil mengaku sudah sempat membahas ihwal peningkatan impor dengan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto. 

Menurut Bahlil, meskipun neraca dagang Indonesia secara resmi tercatat surplus 14,5 miliar dolar AS versi Badan Pusat Statistik (BPS) RI, namun pencatatan di AS justru menunjukkan angka yang melebihi itu.

Karenanya, strategi pemerintah adalah melakukan impor LPG, minyak mentah (crude oil), dan BBM langsung dari AS dengan nilai di atas 10 miliar dolar AS.

Rencana ini mencakup peningkatan porsi impor LPG dari AS yang sebelumnya 54 persen menjadi 65-80 persen, sementara impor crude oil yang saat ini di bawah 4 persen akan ditingkatkan menjadi lebih dari 40 persen.

"Kami sampai dengan sekarang belum melakukan eskalasi terhadap impor tambahan yang ada sekarang adalah masih dalam 59 pesan LPG kita impor dari Amerika. Kemudian crude kita juga impor kurang lebih sekitar 6-7 persen, nah itu yang kita akan tingkatkan nanti setelah ada keputusan bersama," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI