Polda Papua Barat Tutup Operasi SAR Pencarian Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, IPTU Tomi Samuel Marbun

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 02 Mei 2025 | 04:53 WIB
Polda Papua Barat
Polda Papua Barat

SinPo.id -  Polda Papua Barat resmi menutup Operasi SAR pencarian Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, IPTU Tomi Samuel Marbun, dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis 1 Mei 2025. Operasi pencarian yang dimulai sejak 18 Desember 2024 ini telah menempuh tiga tahap intensif di sekitar Sungai Rawara, Distrik Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni.

Konferensi pers ini dipimpin oleh Kapolda Papua Barat Irjen Pol Johnny Eddizon Isir, S.I.K., M.T.C.P., selaku Koordinator Misi Kemanusiaan Operasi SAR Polda Papua Barat 2025. Dalam keterangannya, Kapolda menyampaikan bahwa meskipun semua upaya telah dilakukan secara maksimal, keberadaan IPTU Tomi maupun barang-barang pribadinya tidak berhasil ditemukan hingga hari terakhir operasi.

"Walaupun kami telah melakukan pencarian dengan berbagai metode dan upaya, hingga saat ini, keberadaan IPTU Tomi maupun barang-barangnya belum ditemukan. Kami menghormati segala usaha yang telah dilakukan," kata Irjen Pol Johnny Isir.

Konferensi pers ini juga dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Bupati Teluk Bintuni Yohanis Manibuy, Kepala Kantor SAR Papua Barat Yefri Sabaruddin, perwakilan Komnas HAM Papua Barat Frits Ramanday, Tim Inafis Mabes Polri, pejabat utama Polda Papua Barat, serta keluarga IPTU Tomi Samuel Marbun.

Kapolda juga menjelaskan hasil rekonstruksi kejadian sebelum IPTU Tomi dinyatakan hilang. Berdasarkan keterangan saksi dan penyelidikan di lokasi kejadian, diketahui bahwa ada sembilan orang yang menyeberangi Sungai Rawara pada saat itu. Delapan orang berhasil selamat, sementara IPTU Tomi menjadi satu-satunya yang tidak berhasil menyeberang dan kemudian hilang.

Dalam operasi ini, 510 personel dikerahkan untuk melakukan pencarian yang terbagi dalam berbagai zona:

Zona Hijau dan Zona Kuning: Mencakup wilayah Yakora hingga Aranday dan Meyerga, dikoordinasikan oleh Satgas SAR Polda Papua Barat 2025, dengan kekuatan 86 personel.

Zona Merah: Area paling berisiko, melibatkan 274 personel di bawah kendali Satgas Alfa Bravo Moskona 2025.

150 personel dari satuan tugas pendukung, yang terdiri dari Satgas Intelijen, Satgas SAR, Satgas Tindak, Satgas Humas, dan Satgas Banops.

Berbagai metode pencarian telah digunakan, termasuk penyisiran darat, pencarian aliran sungai, pemantauan dengan drone, serta penggalian informasi dari masyarakat lokal. Namun, operasi ini dihadapkan dengan sejumlah tantangan besar, seperti cuaca ekstrem, luapan sungai, keterbatasan akses komunikasi hanya melalui jaringan satelit, dan ancaman dari binatang buas seperti buaya dan serangga liar.

"Walaupun kami belum menemukan hasil yang diharapkan, kami tetap bekerja dengan penuh komitmen dan semangat kemanusiaan. Kami juga terus membuka ruang untuk informasi baru yang bisa ditindaklanjuti," tambah Irjen Pol Johnny Isir.

Pihak Polda Papua Barat juga mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi melalui media sosial, serta mendukung upaya Polri yang dilakukan secara humanis, profesional, dan bertanggung jawab.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI