Dave Laksono: Penting Teladani Empati hingga Dialog Inklusif Paus

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 29 April 2025 | 19:59 WIB
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono (SinPo.id/ Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono menekankan pentingnya meneladani empati, dialog, hingga inklusivitas dari sosok Paus Fransiskus dalam mengupayakan perdamaian dunia. Terutama, dalam konteks konflik Israel-Palestina.

Ini disampaikan Dave dalam dialektika demokrasi yang digagas Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI bertajuk 'Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus, Gong Bapak Suci untuk Perdamian Israel-Palestina'.

"Paus ini empati dan moralnya itu sangat diutamakan dan terus mendorong nilai-nilai kemanusiaan untuk bagaimana menyelesaikannya, dan selalu mengedepankan dialog dan inklusi," kata Dave di Kompleks Parlemem, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.

Legislator dari Fraksi Partai Golkar itu menyebutkan salah satu kunci diplomasi ialah tetap terbukanya proses dialog. Dalam hal ini, DPR RI berperan menjembatani dan mendorong forum-forum multilateral agar proses perdamaian tetap hidup.

"Kami terus berkomunikasi dan juga terus mendorong baik dari Kementerian Luar Negeri atau Kementerian Pertahanan untuk terus menyuarakan hal-hal perdamaian dan terus menarik para pemain internasional untuk bisa duduk bisa mencari solusinya," ujarnya.

Namun, dia mengingatkan proses dialog tersebut harus dapat merangkul semua pihak secara inklusif sebab konflik di kawasan seperti Timur Tengah akan berdampak langsung pada kehidupan global.

"Karena setiap ada konflik di Timur Tengah, khususnya di Palestina atau Israel, akan berdampak pada perdagangan global," ucapnya.

Lebih lanjut, Dave menyoroti peran Paus Fransiskus yang terus mengadvokasikan perdamaian selama masa hidupnya patut dijadikan teladan oleh masyarakat dunia.

"Bagaimana advokasi yang beliau sampaikan itu semangatnya untuk bisa berjalan terus walaupun beliau sudah meninggalkan kita," kata dia.

Dave juga menyoroti nilai kesederhanaan, keadilan, dan empati yang didorong Paus sebagai fondasi penting dalam diplomasi kemanusiaan. Termasuk, keteguhan Paus dalam menjaga kesederhanaannya hingga akhir hayat.

Dia mengatakan Paus hanya meninggalkan kekayaan sekitar 100 dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan selama kunjungannya ke Jakarta memilih menggunakan mobil sederhana Toyota Zenix, yang tergolong bukan kendaraan mewah.

"Di sisa-sisa terakhir hidupnya walaupun dengan keterbatasan fisiknya, beliau tetap setia terhadap sumpahnya, sumpahnya untuk tetap hidup sederhana," ucapnya.

Untuk itu, dia menggarisbawahi bahwa hanya dengan kekuatan simboliknya yang dimilikinya, Paus mampu menyuarakan perdamaian lintas negara di dunia.

"Walaupun dengan tantangannya, dengan keterbatasan fisik, walaupun juga kekuatan politiknya sebenarnya Vatikan 'kan kekuatan politiknya lebih daripada kekuatan agama, kekuatan simbolik," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI