Antisipasi Tarif Trump, Kadin Ajak Asosiasi Perkuat Ekosistem Usaha Logistik
SinPo.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie, mengajak asosiasi seperti Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), memperkuat ekosistem usaha logistik nasional dalam menghadapi tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"ALFI ini kan bagian yang tidak terpisahkan dari supply chain," kata Anindya dalam diskusi yang digelar ALFI, Jumat, 25 April 2025.
Menurut dia, ALFI memiliki peran penting dan menyatu dalam rantai pasok (supply chain), yaitu sistem terkoordinasi yang mengatur alur barang, informasi, dan jasa dari produsen hingga konsumen akhir.
Dia menilai, sangat pentingn dukungan terhadap industri yang tengah bertransisi, agar mampu melakukan peningkatan skil, memperkuat daya tahan, dan tetap tumbuh dalam skenario transisi ekonomi satu setengah tahun ke depan.
Selain itu, juga penting untuk menganalisis rantai pasok nasional yang terganggu dan mencari celah menjadikan Indonesia pemenang di tengah kompetisi ketat kawasan ASEAN.
"ALFI ini kan benar-benar bisa mendapatkan data yang lengkap dan karena bagian yang tidak terpisahkan dari supply chain Indonesia, justru kita bisa analisa bagaimana kita di Trump 2.0 ini menjadi pemenang," ujar dia.
Bagi Anindya, ketertarikan AS terhadap produk seperti kapas, gandum, dan migas menunjukkan peluang besar bagi Indonesia melalui penurunan tarif hingga nol persen bagi produk garmen.
Anindya juga menyatakan Kadin mendukung strategi relokasi impor migas sebesar 49 miliar dolar AS sebagai langkah menyeimbangkan surplus 18 miliar dolar AS dan membuka jalan diplomasi dagang yang lebih setara.
Ia menegaskan bahwa Indonesia mampu menjadi pemenang, menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja lewat ekspor dan rantai pasok yang tangguh dan adaptif.
"Saya yakin kita Indonesia bisa jadi pemenang, banyak sekali kita bisa lakukan, pertumbuhan 5 persen bagus, tapi kalau bisa bertahap kita mencapai 8 persen, kita bisa menciptakan lapangan kerja lebih banyak," kata Anindya.

