Banjir Tenaga Asing di Indonesia, AEPI : Pekerja Lokal Terpinggirkan

Laporan:
Sabtu, 25 Februari 2017 | 12:06 WIB

JAKARTA, sinpo.id-?Pada masa Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kondisi ketenagakerjaan nasional malah semakin memburuk.

Hal ini disebutkan oleh Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng. Ia mengungkapkan bila jumlah orang Indonesia yang bekerja pada Februari 2015 lalu sebanyak 120,85 juta orang,

Sedangkan jumlah orang yang bekerja pada Agustus 2016 lalu sebanyak 118.41 juta orang. "Berarti jumlah orang yang bekerja berkurang 244 ribu orang," ungkapnya kepada sinpo.id, Jakarta, Sabtu (25/2).

Hal itu, menurut Salamuddin, menjadi ironi yang pahit di tengah gencarnya serbuan tenaga kerja asing ke Indonesia. Pekerjaan yang seharusnya dan mampu dikerjakan oleh tenaga kerja lokal, jusru diserobot begitu saja oleh para tenaga kerja asing tersebut.

"Ini merupakan kontroversi bagi pemerintahan Jokowi yang tengah menjalankan kebijakan pembukaan lapangan kerja nasional bagi tenaga kerja asing dalam berbagai mega proyek infrastruktur pemerintah," ujarnya.

Selain itu, Salamuddin menuturkan, upah buruh pun mengalami penurunan. Misalnya saja upah riil harian dari buruh tani dan buruh bangunan.

Untuk upah riil harian buru tani, Salamuddin menjelaskan, pada Desember 2016 lalu mengalami penurunan sebesar 0,19 persen dibanding upah riil bulan sebelumnya, atau turun dari Rp37.142/hari menjadi Rp37.072/hari.

Sedangkan untuk upah riil harian buruh bangunan, Salamuddin menambahkan, pada Desember 2016 lalu mengalami penurunan sebesar 0,29 persen dibanding bulan sebelumnya, atau turun dari dari Rp65.844/hari menjadi Rp65.654/hari.

"Penurunan upah riil (tersebut) dikarenakan pemerintah gagal mengendalikan inflasi, terutama inflasi harga pangan," katanya tegas. (DNY)

TAG:
BERITALAINNYA
BERITATERKINI