Menag: Jemaah Haji Indonesia Jadi Panutan Paling Tertib di Dunia

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 19 April 2025 | 17:56 WIB
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar (SinPo.id/ Dok. Kemenag)
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar (SinPo.id/ Dok. Kemenag)

SinPo.id -  Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengatakan, jemaah haji Indonesia sering mendapatkan penghargaan dari Arab Saudi atas ketertibannya. Sebab itu, jemaah haji Indonesia pun menjadi panutan bagi dunia.

"Setiap tahun kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah Arab Saudi. Seperlima jamaah haji di dunia adalah dari Indonesia, terbesar di dunia, tetapi tingkat pelanggaran yang paling sedikit dari jamaah haji adalah Indonesia," kata Nasaruddin. 

dalam acara Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu, 19 April 2025. 

Nasaruddin mengaku saat berkeliling ke penjara-penjara di Saudi sebagai kelompok ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dirinya jarang, bahkan belum pernah menemukan orang Indonesia yang melakukan tindak kriminal di Tanah Suci.

"Jadi, suatu waktu kami keliling, saya cari orang Indonesia di penjara-penjara di Arab Saudi, saya tidak temukan orang Indonesia. Padahal warga negara asing yang paling padat di Mekah adalah dari Indonesia, tetapi yang paling sedikit masuk penjara adalah orang Indonesia. Berarti tingkat pelanggaran pidana, pelanggaran sosial di sana itu, Indonesia paling kecil," paparnya.

Oleh karena itu, lanjut Nasaruddin, tidak heran bila banyak negara, termasuk negara-negara di Afrika, yang belajar tentang pengelolaan haji di Indonesia. 

"Mereka datang ke Indonesia dan belajar bagaimana pengelolaan ibadah haji, kok bisa tertib seperti itu, saya kira ini adalah kesadaran universal. Karena budaya Indonesia ini adalah budaya maritim yang berbeda dengan budaya continental (kepulauan), budaya continental negara daratan itu stratifikasi dan struktur sosialnya bertingkat-tingkat," ucapnya.

Lebih lanjut, Nasaruddin berpesan kepada jamaah agar meniatkan untuk beribadah haji tanpa ada embel-embel apapun, serta terus mengikuti perkembangan dari Badan Penyelenggara Haji (BPH) untuk merawat kemabruran haji.

"Niatkan haji tidak ada embel-embel apapun, murni untuk haji. Ikuti betul perkembangan-perkembangan dari BPH bagaimana merawat kemabruran," kata Nasaruddin.

Ia menyampaikan ibadah haji cukup dilakukan sekali asalkan disertai dengan niat yang benar untuk mabrur.

"Nabi Muhammad SAW hanya sekali haji, umrahnya berkali-kali. Maka, tidak perlu berambisi untuk haji berkali-kali, satu kali saja cukup, beri kesempatan bagi yang lain untuk ikut merasakan ibadah haji, karena satu kali haji yang mabrur itu sama dengan tujuh kali haji," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI