Kemenperin Dalami Laporan PHK 1.126 Karyawan PT Yihong Gegara Mogok Kerja

Laporan: Tio Pirnando
Selasa, 08 April 2025 | 11:32 WIB
Ilustrasi unjuk rasa karyawan PT Yihong Novatex Indonesia. (SinPo.id/tangkap layar)
Ilustrasi unjuk rasa karyawan PT Yihong Novatex Indonesia. (SinPo.id/tangkap layar)

SinPo.id - Wakil Menteri Perindustrian (Kemenperin) Faisol Riza mengatakan, pihaknya sedang mendalami laporan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.126 karyawan dari total 1.500 pekerja yang dimiliki oleh PT Yihong Novatex Indonesia. 

"Masih didalami setelah laporan (kabar PHK karyawan PT Yihong)," kata Faisol Riza di Jakarta, Senin, 7 April 2025.

Riza belum bisa menjelaskan secara detail langkah seperti apa yang akan dilakukan pemerintah menangani kabar PHK tersebut. 

Namun, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini memastikan, Kemenperin akan membahas persoalan PHK perusahaan alas kaki yang berlokasi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, itu secara internal dalam waktu dekat.

"Kita akan bahas pas masuk (kerja) minggu depan," ujarnya. 

Sebagai informasi, PT Yihong Novatex dikabarkan memberhentikan 1.126 pekerja termasuk jajaran HRD secara tiba-tiba. PHK itu diklaim sebagai dampak dari aksi mogok kerja buruh yang berlangsung selama empat hari pada awal Maret 2025. 

Aksi ini berawal dari pemecatan tiga karyawan, yang kemudian memicu solidaritas spontan dari pekerja lainnya. Unjuk rasa dan penghentian aktivitas produksi pun tak terelakkan, menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.

Perusahaan ini merupakan penanaman modal asing (PMA) asal Tiongkok yang membuka pabrik di Indonesia untuk kebutuhan produksi ekspor.

Kebijakan yang diambil PT Yihong ini menambah daftar panjang PHK di sektor industri sepatu tanah air. Sebelumnya, dua perusahaan besar, yakni PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh Indonesia, juga melakukan PHK massal sebelum Lebaran 2025. 

PT Adis Dimension Footwear juga telah melakukan PHK terhadap 1.500 karyawan, sedangkan PT Victory Ching Luh Indonesia, produsen sepatu merek Nike, memecat sebanyak 2.000 pekerja.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI