Legislator PDIP: Kebijakan Tarif Trump Momentum Perkuat Pariwisata RI

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 07 April 2025 | 10:19 WIB
Ilustrasi desa wisata di Lombok. (SinPo.id/Shutterstock)
Ilustrasi desa wisata di Lombok. (SinPo.id/Shutterstock)

SinPo.id - Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menilai kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi momentum pemerintah memperkuat pariwisata dalam negeri. Khususnya, sebagai motor penggerak ekonomi nasional.

Novita mengatakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah akibat ketegangan ekonomi global dan kebijakan tarif internasional berdampak langsung terhadap masyarakat. Terutama, mereka yang biasa bepergian ke luar negeri.

"Biaya perjalanan ke luar negeri melonjak dan ini saat yang tepat untuk mendorong pergeseran arus wisata ke destinasi lokal," kata Novita dalam keterangannya, Minggu, 7 April 2025.

Data dari Mastercard Economics Institute (2023) mengungkapkan pada 2022, wisatawan Indonesia menghabiskan rata-rata USD1.200 per perjalanan ke luar negeri. Dengan depresiasi rupiah yang terus berlanjut, angka tersebut berpotensi meningkat drastis.

"Ini menjadi sinyal penting bahwa wisata domestik harus menjadi prioritas, bukan hanya sebagai alternatif, tapi sebagai pilihan utama," katanya.

Dia menegaskan krisis bukan alasan untuk stagnasi. Sejarah justru menunjukkan bahwa krisis merupakan ruang bagi lahirnya inovasi.

"Pemerintah harus melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif bagi pengembangan destinasi lokal serta menjaga kepercayaan investor di sektor pariwisata," kata Novita.

Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) itu juga menyoroti perlunya kolaborasi antara kementerian terkait, pelaku industri, dan pemerintah daerah dalam menyediakan akses transportasi yang terjangkau, promosi wisata yang masif, dan menciptakan pengalaman wisata domestik yang berkualitas dan kompetitif.

"Kalau wisatawan domestik dialihkan ke destinasi lokal, dampaknya bisa sangat besar terhadap perputaran ekonomi daerah. Ini bukan sekadar soal pariwisata, tetapi soal penguatan ekonomi rakyat," ujarnya.

Dalam konteks visi ekonomi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan kemandirian nasional, Novita menilai pariwisata tidak bisa lagi dianggap sebagai sektor pelengkap.

"Pariwisata adalah jantung baru ekonomi Indonesia, harus resilien, berdaya saing, dan inklusif. Kebijakan Trump bisa jadi pemicu perubahan arah, jika kita pandai membaca peluang di tengah krisis," ucap Novita.

BERITALAINNYA
Gubernur Dedi Mulyadi Sindir Bupati Indramayu Lucky Hakim yang Liburan ke Jepang
Senin, 07 April 2025
Presiden Prabowo, Strategist in Chief Indonesia
Senin, 07 April 2025
Gibran Dorong Pemanfaatan Sistem Command Center untuk Lebaran Dikembangkan
Senin, 07 April 2025
DPR RI Perjuangkan Resolusi Palestina dan Myanmar di Sidang IPU ke-150 di Uzbekistan
Minggu, 06 April 2025
BKSAP DPR Desak Junta Militer Myanmar Hentikan Kekerasan Terhadap Warga Sipil
Minggu, 06 April 2025
Presiden Prabowo Akan Bertemu PM Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur Malam Ini
Minggu, 06 April 2025