Prabowo Siapkan Tiga Gebrakan Besar untuk Hadapi Kebijakan Tarif Impor Trump dan Tantangan Global

SinPo.id - Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, telah mempersiapkan tiga gebrakan besar untuk menghadapi berbagai tantangan kebijakan global, termasuk kebijakan tarif balasan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi Indonesia di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah.
"Dalam menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan tarif baru Amerika Serikat, Presiden Prabowo menunjukkan ketajaman dalam melihat dinamika geopolitik. Pemahaman mendalam tentang hubungan internasional dan perdagangan global menjadi kekuatan utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia," ujar Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, dalam keterangannya, Kamis 3 April 2025.
Prabowo telah mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), sebuah kelompok ekonomi yang mencakup 40% perdagangan global. Keanggotaan ini akan memperkuat Indonesia dalam berbagai perjanjian dagang multilateral, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang melibatkan 10 negara ASEAN dan mitra dagang besar lainnya, serta aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Langkah ini akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, namun selama ini sering diekspor dalam bentuk bahan mentah. Untuk meningkatkan nilai tambah, Prabowo memprioritaskan kebijakan hilirisasi industri. Salah satu contohnya adalah sektor nikel, di mana nilai ekspor nikel dan turunannya melonjak dari US$ 3,7 miliar pada 2014 menjadi US$ 34,3 miliar pada 2022. Selain itu, Prabowo meluncurkan BPI Danantara pada Februari 2025, yang bertujuan untuk mendanai proyek hilirisasi SDA strategis di Indonesia, meningkatkan daya saing ekspor, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Prabowo juga memperkenalkan program-program sosial yang langsung menyentuh kesejahteraan rakyat, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025. Program lainnya adalah pendirian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi desa, membuka lapangan pekerjaan baru, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Dengan meningkatkan konsumsi dalam negeri, yang menyumbang 54% dari PDB Indonesia, program ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
"Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi SDA, dan meningkatkan konsumsi domestik, Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia dapat tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian," tambah Noudhy Valdryno.
Dengan gebrakan-gebrakan ini, Prabowo Subianto menunjukkan komitmennya untuk mengatasi tantangan global dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif dari AS serta perubahan kebijakan global lainnya.