Stabilitas Harga Pangan Jadi Faktor Perbaikan Ekonomi Usai Idulfitri

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 03 April 2025 | 01:33 WIB
pangan (pixabay)
pangan (pixabay)

SinPo.id -  Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyatakan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi pada perbaikan ekonomi Indonesia setelah Idulfitri adalah harga pangan yang cenderung terkendali. "Ini adalah tanda-tanda yang baik untuk Indonesia. Dengan kenaikan UMR 6.5% di awal tahun, serta kenaikan gaji guru dan terkendalinya harga pangan," jelas Fakhrul dalam keterangannya, Rabu, 2 April 2025.

Menurut Fakhrul, perbaikan ekonomi mulai terlihat dari ramainya pusat-pusat hiburan di berbagai daerah di Indonesia, seperti padatnya pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan dan Kepulauan Seribu. "Di momen Idul Fitri ini, saya melihat masyarakat kembali aktif, yang menjadi indikasi positif bagi perekonomian kita," ujarnya.

Di banyak daerah, harga bahan pokok pada hari ketiga Lebaran 2025 terpantau stabil. Di Kabupaten Bojonegoro, misalnya, harga beras premium stabil di Rp 15.000 per kilogram, gula kristal putih di Rp 17.250 per kilogram, dan minyak goreng kemasan premium 1 liter di Rp 21.000. Cabai merah kriting, cabai merah besar, dan cabai rawit merah juga terpantau stabil, masing-masing dengan harga Rp 50.000, Rp 45.000, dan Rp 95.000 per kilogram.

Selain itu, Indonesia tetap berada dalam kondisi stabil meski fenomena eggflation melanda beberapa negara. Fakhrul menambahkan, produksi telur nasional tetap melimpah, dengan harga yang terjaga. Pada Maret 2025, harga telur ayam ras nasional tercatat Rp 29.475 per kilogram, lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Swiss, Selandia Baru, dan Amerika Serikat yang mengalami lonjakan harga telur akibat krisis pasokan dan wabah flu burung.

“Dengan adanya stabilitas harga pangan dan pasokan yang terjaga, Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi,” tutup Fakhrul.