BNPB Ungkap Kerugian Akibat Banjir Jabodetabek Capai Rp 1,69 Triliun

SinPo.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjabarkan bahwa banjir yang melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Senin, 3 Maret 2025, menimbulkan kerugian mencapai Rp 1,69 Triliun.
Jumlah tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari Rapat Koordinasi Tingkat Menteri mengenai Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana Banjir Jangka Pendek dan Menengah yang diselenggarakan pada Kamis, 27 Maret 2025.
"Total kerugian akibat bencana ini tercatat mencapai Rp 1.699.670.076.814," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, dikutip Jumat, 28 Maret 2025.
Muhari menjelaskan, kerusakan dan kerugian akibat banjir ini sangat terasa di berbagai sektor, dengan Kabupaten Bekasi mencatatkan kerusakan terbesar, mencapai Rp 659,1 miliar, ditambah kerugian senilai Rp 20,9 miliar, sehingga total dampaknya mencapai sekitar Rp 680 miliar.
Kota Bekasi, meski tidak tercatat kerusakan fisik, mengalami kerugian terbesar yang mencapai Rp 878,6 miliar. Sementara itu, Jakarta melaporkan kerugian sebesar Rp 1,92 miliar, dengan Kabupaten Bogor mengalami kerugian senilai Rp 96,7 miliar, dan Kota Depok mencatatkan kerugian sebesar Rp 28,8 miliar.
"Kabupaten Tangerang juga melaporkan kerugian sebesar Rp 5,06 miliar tanpa laporan kerusakan fisik, sedangkan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan tidak melaporkan kerusakan atau kerugian yang signifikan," paparnya.
Kemudian sektor perumahan menjadi yang paling terdampak dengan kerusakan dan kerugian total mencapai Rp 1.344.732.352.500.
Kerusakan rumah, barang-barang, dan kehilangan kebutuhan dasar menjadi pukulan berat bagi masyarakat yang terdampak. Sektor infrastruktur juga tercatat mengalami kerugian senilai Rp 155,99 miliar, akibat gangguan pada akses transportasi dan fasilitas umum.
Sektor ekonomi pun tidak luput dari dampak, dengan kerugian sebesar Rp 130,27 miliar serta tambahan kerugian akibat penurunan aktivitas ekonomi yang mencapai Rp 14,19 miliar.
"Hal ini menggambarkan bagaimana banjir tidak hanya merusak bangunan fisik tetapi juga menghentikan roda perekonomian di wilayah terdampak," ungkapnya.
Selain itu, sektor sosial mengalami kerugian sebesar Rp 36,79 miliar, termasuk gangguan pada layanan kesehatan, pendidikan, dan meningkatnya kebutuhan bantuan sosial untuk masyarakat yang terdampak bencana. Kerugian lintas sektor yang mencakup tata kelola pemerintahan, lingkungan, serta penanganan bencana tercatat mencapai Rp 352,45 juta.
"Banjir Jabodetabek 2025 telah menimbulkan kerugian yang sangat besar, hampir mencapai Rp 1,7 triliun," tandasnya.