Pimpinan MPR Tekankan Prioritas Indonesia Bangun Ketahanan Energi

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 26 Maret 2025 | 11:56 WIB
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno. (SinPo.id/Dok. MPR)
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno. (SinPo.id/Dok. MPR)

SinPo.id - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menekankan agar pemerintah tidak bergantung pada sumber energi impor dalam membangun ketahanan energi. Penguatan ketahanan energi diperlukan karena kebutuhan energi dalam negeri masih mengandalkan impor.

Ini disampaikan Eddy saat menerima kunjungan Regional President Asia Pacific BP Indonesia Kathy Wu dan Country Head Chevron Indonesia Teddy Abrian. Dia mengingatkan bila Indonesia diberkahi sumber energi fosil dan terbarukan yang melimpah.

"Indonesia akan menguatkan ketahanan energinya dengan mengembangkan sumber energi terbarukan seperti matahari, panas bumi, angin dan juga meningkatkan produksi migas sebagai substitusi impor minyak mentah dan LPG," kata Eddy dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu, 26 Maret 2025.

Pada kesempatan itu, Eddy mengapresiasi rencana kedua perusahaan migas tersebut dalam mengembangkan bisnis karbon rendah di Indonesia melalui investasi yang bernilai miliaran dolar.

"Saat ini Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang terbesar di kawasan Asia dan memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dari sejumlah emiten karbon di Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan sehingga biaya transportasinya terjangkau," ujarnya.

Menurut dia, pengembangan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS) merupakan salah satu potensi investasi besar yang akan berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya dari aspek penyerapan tenaga kerja dan pendapatan devisa negara.

"CCS ini nantinya juga akan mendukung upaya Indonesia untuk menurunkan emisi karbon, yakni ketika industri semen, baja, petrokimia, dan PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) batubara dalam negeri menggunakan teknologi CCS untuk menangkap emisi karbon yang dihasilkannya," ucap Eddy.

Legislator dari Fraksi PAN itu pun menekankan bahwa transisi energi di Indonesia merupakan sebuah keniscayaan. Dia menyatakan transisi energi dilakukan dengan mengembangkan berbagai sumber energi terbarukan dalam negeri, termasuk CCS.

"Seluruh upaya tersebut dilakukan dengan memprioritaskan ketahanan energi sehingga tidak mungkin kita mengeliminasi penggunaan energi fosil dalam sekejap. Kita lakukan transisi energi secara bertahap sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional terbaru: pada 2035, bauran energi fosil dan terbarukan diproyeksikan akan seimbang," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI