DPR Apresiasi Sikap Pemerintah yang Terus Beri Bantuan ke Gaza

SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Idrus Salim Al-Jufri, mengapresiasi sikap pemerintah yang terus memberikan bantuan ke Gaza. Menurutnya, hal itu menunjukkan Indonesia sangat mencintai warga Palestina.
"Pertama saya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Republik Indonesia yang telah mengirimkan banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ini tanda bahwa pemerintah Indonesia mencintai warga Gaza yaitu warga Palestina," kata Idrus, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 25 Maret 2025.
Pihaknya juga mendorong agar pemerintah terus memberikan bantuan moral maupun materil, serta terus meningkatkan peran aktifnya di panggung diplomatik internasional guna menghentikan kekejaman Israel dan membuka akses penuh kemanusiaan ke Gaza.
"Kami mengajak juga DPR RI agar menyampaikan sikap politik resmi yang tegas, bukan hanya sebagai representasi rakyat Indonesia, tetapi juga pelaksana amanat konstitusi bahwasannya penjajahan di atas dunia harus dihapuskan," tegasnya.
Terlebih Israel kembali melanggar kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya menjadi titik terang di bulan Ramadan. Israel bahkan kembali melancarkan serangan brutal yang menghancurkan rumah sakit persahabatan Turki-Palestina, yang merupakan satu-satunya pusat perawatan kanker di Gaza.
"Ini adalah wajah nyata dari pembantaian masal yang terjadi setiap hari, setiap jam di hadapan dunia yang membisu. Lebih dari 60 persen infrastruktur Gaza telah hancur. Rumah sakit dibom, sekolah-sekolah UNRWA dihancurkan, tempat ibadah dijadikan target, jurnalis dan relawan kemanusiaan turut serta di bantai," ungkapnya.
Idrus menegaskan, apa yang dilakukan Israel bukan hanya sekadar konflik, tetapi genosida modern, atau holocaust versi abad 21 yang dilakukan secara sistematis dan terang-terangan oleh rezim zionis terhadap 2,3 juta penduduk sipil Gaza yang tidak memiliki tempat berlindung.
"Ironisnya yang dilakukan oleh pihak yang selama puluhan tahun menggunakan holocaust sebagai legitimasi politik dan narasi global, kini mengulang sejarah kelam itu, tetapi sebagai pelaku," katanya menambahkan.