Selasa, 25 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Kerek Tenaga Kerja, Pemerintah Siapkan Kredit Investasi Padat Karya Rp20 Triliun

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 20 Maret 2025 | 16:56 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Dok. Kemenko Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Dok. Kemenko Ekon)

SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk skema kredit investasi sektor padat karya dengan subsidi bunga lima persen berjangka delapan tahun. Tujuannya supaya sektor padat karya, seperti tekstil, sepatu, makanan minuman, hingga furnitur, kembali bergeliat dan membuka banyak lapangan pekerjaan. 

"Kita berharap bahwa dengan sektor padat karya ini bisa ditangani dengan baik. Kita berharap lapangan kerja bisa tercipta dan kita menargetkan sesudah I-EU CEPA ini diharapkan industri ini akan kembali bergeliat," kata Airlangga dalam keterangannya, Kamis, 20 Maret 2025.

Menurut Airlangga, pemerintah akan terus memberikan perhatian penuh terhadap sektor padat karya agar mampu terus bertumbuh dan menyerap tenaga kerja secara signifikan. 

Sebab, industri padat karya merupakan salah satu sektor dengan penyerapan tenaga kerja yang optimal dan dinilai mampu menyokong pencegahan penambahan angka pengangguran.

Terlebih, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan deregulasi secara besar-besaran untuk meningkatkan daya saing, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat investasi di sektor tekstil, produk tekstil, sepatu, dan sektor padat karya lainnya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menyampaikan, salah satu perhatian utama pemerintah adalah sektor tekstil dan produk tekstil yang saat ini menyerap hampir empat juta tenaga kerja dan mencatatkan ekspor lebih dari US$ 2 miliar. 

"Arahan Pak Presiden untuk terkait dengan ketersediaan bahan baku, terkait dengan illegal import, terkait supply chain itu untuk dipermudah dan disederhanakan," paparnya.

Dari arahan itu, pemerintah harus melihat keseluruhan rantai pasok dan melakukan harmonisasi terhadap tarif yang telah diterapkan. Kemudian, merespons barang yang didumping, melalui tindakan anti-dumping. 

"Nah ini beberapa langkah yang kita akan lakukan, dan ditambah lagi tentu barang-barang ini adalah barang-barang yang kompetitif," kata Airlangga.

Selain itu, Presiden Prabowo juga mendorong agar program padat karya masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) agar berbagai kemudahan perizinan dan fasilitas insentif bisa segera diberikan.

Oleh karenanya, pemerintah akan terus melakukan deregulasi dan debirokratisasi, maupun mempermudah perizinan untuk pengembangan termasuk terkait dengan AMDAL serta Pemerintah akan membentuk satgas untuk melakukan percepatan.

"Di tengah ketidakpastian di geopolitik, tentu pasar kita harus terus dijaga. Dan kalau kita lihat memang pasar terbesar tekstil, produk tekstil ini adalah di EU. Yang besarnya marketnya sekitar hampir ke 30 persen dari demand global. Amerika sekitar 15 persen dan the rest of the world sisanya. Sehingga menjadi penting tadi I-EU CEPA segera bisa diselesaikan," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI