Maman Minta Penyebutan Pelaku UMKM Diganti Jadi Pengusaha
SinPo.id - Menteri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Maman Abdurahman menilai, kontribusi UMKM bagi ekonomi nasional sangat besar. Sebab itu, penyebutan "pelaku" bagi pegiat UMKM harus diubah menjadi "pengusaha" aga tak lagi dipandang sebelah mata.
"Mulai hari ini saya mengimbau jangan lagi panggil beliau-beliau ini dengan sebutan pelaku UMKM. Soalnya saya belum pernah ketemu kata pelaku dipadankan dengan hal-hal yang positif. Pelaku pencurian, pelaku pembunuhan," kata Maman dalam diskusi bertajuk "Mengoptimalkan UMKM: Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Senin, 17 Maret 2025.
Menurut Maman, pengusaha UMKM merupakan simbol optimisme yang berperan untuk merawat harapan di tengah kondisi perekonomian yang diramalkan lesu. Bahka saat Indonesia diluluh lantakan Covid-19, pengusaha UMKM terbukti mampu bertahan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta menjadi tulang punggung ekonomi negara.
"Sebagian dari kita mungkin melihat potensi pasar saat ini sedang lesu, tapi perspektif UMKM tidak seperti itu. Hal itu dibuktikan saat pandemi COVID-19 melanda. Pengusaha UMKM merupakan simbol optimisme," ujar Maman.
Lebih lanjut, Maman menerangkan, adapun tugas Kementerian UMKM adalah mengamankan dan mendukung pengusaha UMKM demi pemerataan pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui skema UMKM holding.
"Saat ini problem fundamental UMKM adalah menghasilkan produk dengan biaya produksi yang minim, namun kuantitasnya tinggi. Inilah fungsinya UMKM holding, di mana ada ekosistem rantai pasok dengan produk yang terintegrasi," ucapnya.
Maman melanjutkan, agar skema UMKM holding bisa berjalan, maka harus dikolaborasikan dengan kementerian lain seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan lainnya.
Pada acara yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Ivan Cahyadi, CEO Philip Morris International Jacek Olzak itu dilakukan penandatangan Nota Kesepahaman Bersama antara PT SRC Indonesia Sembilan dengan Bulog, Telkomsel, BRI, dan Pos Indonesia. Salah satu poinnya terkait program akselerasi digital ekosistem UMKM.
The Big Idea Forum menghadirkan 1.000 pengusaha UMKM binaan Sampoerna, dalam sebuah program kemitraan Sampoerna Retail Community (SRC), yang menyoroti peran penting UMKM dalam menggerakkan ekonomi Indonesia dan pentingnya kolaborasi multisektor untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
SRC dibentuk untuk memberdayakan UMKM Indonesia, khususnya toko kelontong. Sampai saat ini SRC telah membina lebih dari 347 ribu UMKM.
Tak hanya SRC, PT HM Sampoerna Tbk. juga membentuk Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang merupakan bentuk tanggung jawab sosial sekaligus komitmen keberlanjutan berupa pusat pelatihan kewirausahaan terpadu.
Sejak beroperasi pada 2007, SETC memberikan pelatihan meliputi hard skill maupun soft skill di bidang budidaya pertanian, peternakan, dan keterampilan lainnya. Selain pelatihan, SETC juga memfasilitasi riset terapan, pendampingan dan jejaring pasar, konsultasi usaha, serta jejaring UMKM.
SETC juga memiliki ruang pelatihan dan pertemuan, laboratorium kultur jaringan, area untuk ternak, perikanan dan penelitian, serta penginapan. Dalam perjalanannya, SETC telah mendukung peningkatan kapasitas untuk lebih dari 60 ribu peserta pelatihan dari seluruh penjuru Indonesia.

