Kisah Nabi Yusuf AS: Dari Sumur hingga Jadi Menteri Mesir
SinPo.id - Pada masa kecilnya, Nabi Yusuf AS mengalami sebuah mimpi yang sangat luar biasa. Dalam mimpinya, dia melihat 11 bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya. Kemudian mimpi ini dia ceritakan kepada ayahnya, Nabi Yaqub AS.
Ayahnya segera menyadari bahwa mimpi ini merupakan tanda bahwa kelak Yusuf akan mendapatkan kemuliaan dan menjadi nabi. Namun, demi menghindari rasa iri dari saudara-saudaranya, Nabi Yaqub AS berpesan agar Yusuf tidak memberitahukan mimpi itu kepada siapa pun.
Nabi Yusuf AS memiliki 10 saudara yang merasa iri atas kasih sayang yang diberikan Nabi Yaqub kepadanya. Rasa iri itu memunculkan niat jahat di hati mereka untuk menyingkirkan Yusuf.
Mereka merencanakan untuk memasukkannya ke dalam sumur, dan setelah itu mereka memberitahukan kepada ayah mereka bahwa Yusuf telah dimakan oleh serigala. Namun, Nabi Yaqub AS tetap sabar dan berdoa agar Allah melindungi Yusuf.
Setelah beberapa hari berada di dalam sumur, Nabi Yusuf AS diselamatkan oleh sekelompok musafir yang tengah dalam perjalanan ke Mesir.
Mereka terkejut saat menemukan seorang anak yang tampan di dalam sumur, dan tanpa sadar membawanya ke pasar budak.
Di Mesir, Yusuf dijual kepada seorang pejabat tinggi bernama Qithfir, yang memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak.
Ketika Yusuf tumbuh menjadi pemuda yang tampan, istri Qithfir, Zulaikha, merasa tergoda. Ia mencoba menggoda Yusuf, tetapi Nabi Yusuf AS dengan tegas menolaknya dan berlari menuju pintu.
Namun, Zulaikha memfitnah Yusuf, mengatakan bahwa ia yang mencoba menggoda dirinya. Allah membela Nabi Yusuf dengan menghadirkan saksi yang membuktikan bahwa Yusuf tidak bersalah.
Meskipun demikian, Yusuf tetap dipenjara untuk menjaga kehormatan keluarga Qithfir.
Di dalam penjara, Yusuf bertemu dengan dua pegawai istana yang mengalami mimpi aneh.
Salah satu dari mereka, seorang penyaji minuman, bermimpi sedang menyajikan anggur kepada raja, sedangkan yang lainnya, seorang pembuat roti, bermimpi bahwa roti-rotinya dimakan oleh burung.
Nabi Yusuf menafsirkan bahwa penyaji minuman akan dibebaskan, sedangkan pembuat roti akan dihukum mati. Tafsiran Yusuf terbukti benar, dan penyaji minuman dibebaskan.
Suatu hari, Raja Mesir, Ar Rayyan bin Al Walid, bermimpi tentang 7 sapi kurus yang memakan 7 sapi gemuk dan 7 bulir gandum yang kering serta yang hijau.
Namun, tidak ada ahli tafsir yang dapat mengartikan mimpinya. Akhirnya, penyaji minuman mengingat Nabi Yusuf dan meminta bantuannya.
Yusuf menjelaskan bahwa akan ada tujuh tahun kelimpahan, diikuti oleh tujuh tahun paceklik. Raja terkesan dan memerintahkan agar Yusuf dibebaskan, mengangkatnya menjadi menteri untuk mengelola penyimpanan pangan.
Setelah beberapa tahun, kekeringan melanda negeri Syam, dan keluarga Nabi Yaqub AS memutuskan untuk pergi ke Mesir untuk membeli gandum.
Mereka tidak mengenali Yusuf, sementara Yusuf berpura-pura tidak mengenali mereka.
Setelah beberapa pertemuan, Yusuf akhirnya mengungkapkan identitasnya kepada saudara-saudaranya. Mereka sangat menyesali tindakan mereka terhadap Yusuf dahulu, dan meminta maaf.
Nabi Yusuf AS, dengan kemurahan hatinya, memaafkan mereka.
Nabi Yaqub AS, setelah menerima kabar bahwa Yusuf masih hidup, segera berangkat ke Mesir bersama seluruh keluarganya. Ketika mereka bertemu, Nabi Yaqub AS sujud kepada Yusuf sebagai tanda penghormatan.
Begitulah, mimpi Yusuf ketika ia masih kecil akhirnya terwujud matahari melambangkan ayahnya, bulan ibunya, dan 11 bintang saudaranya.
Di akhir kisah, Nabi Yusuf AS menjadi salah satu pemimpin besar di Mesir, terkenal karena ketampanan, kecerdasan, dan kebijaksanaannya. Allah memberinya kebesaran, menjadikannya sebagai contoh keteladanan dan kesabaran.
Mimpi yang dahulu disampaikan kepada ayahnya menjadi kenyataan, dan Yusuf menjadi simbol bagi umat manusia tentang perjuangan dan pengampunan.
