Senin, 17 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
04:30
Subuh
04:40
Zuhur
12:01
Ashar
15:11
Magrib
18:05
Isya
19:14

BKSAP DPR Tekankan Pentingnya Perubahan Paradigma Isu Kesetaraan Gender di Markas PBB

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 16 Maret 2025 | 11:19 WIB
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri. (SinPo.id/Tim Media)
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri. (SinPo.id/Tim Media)

SinPo.id - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, menekankan pentingnya perubahan paradigma tentang isu kesetaraan gender dalam sidang Commission on the Status of Women (CSW) atau sidang Komite Status Perempuan ke-69 untuk sesi parlemen di Markas Besar PBB.

“Saya menyampaikan harus ada perubahan paradigma yaitu dari perjuangan kesetaraan gender ke keadilan gender," kata Irine, dalam keterangan persnya, dikutip Minggu 16 Maret 2025.

"Bagi saya kesetaraan tidak lagi mencukupi untuk perempuan, kita butuh keadilan gender untuk menekankan perlakuan dan upaya yang lebih baik untuk perempuan,” imbuhnya.

Selain itu, di hadapan anggota parlemen dunia yang menghadiri sidang CSW ke-69, Irine menegaskan perlunya tindakan afirmatif bagi perempuan untuk mengatasi ketidaksetaraan gender.

“Saya berpandangan bahwa pergeseran paradigma dari kesetaraan gender ke keadilan gender memerlukan tindakan afirmatif yang mengatasi ketidaksetaraan ini. Tidak akan ada keadilan gender tanpa affirmative action!” tegasnya.

Menurutnya, fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dimiliki parlemen harus diterjemahkan dalam tindakan afirmatif. Dalam kerangka regulasi, parlemen disebut dapat membuat kerangka hukum yakni memperkuat undang-undang untuk melindungi perempuan dari kekerasan dan pelecehan memastikan keselamatan dan partisipasi mereka dalam politik. 

Sementara untuk praktik di lapangan, kata Irine, parlemen juga ikut berperan dalam menentukan dan mengawasi program Pemerintah untuk menciptakan infrastruktur yang inklusif seperti fasilitas toilet yang lebih besar untuk perempuan di ruang publik. 

“Parlemen pun dapat mendorong Pemerintah untuk membuat program yang mendukung kemajuan perempuan, seperti dukungan nutrisi dan kesehatan selama kehamilan, cuti melahirkan yang diperpanjang, penggantian biaya persalinan, dan standar upah yang setara atau lebih tinggi dari laki-laki,” jelasnya.

Adapun tema sesi sidang untuk anggota parlemen CSW kali ini adalah ‘Parlemen dan Beijing +30: Melawan Kemunduran dan Mengubah Paradigma Menuju Kesetaraan Gender’. 

Dalam sidang sesi 1, delegasi parlemen negara-negara global yang hadir di CSW membahas partisipasi perempuan dalam politik, dengan target representasi perempuan yang lebih setara dan inklusif dalam pengambilan kebijakan negara.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI